Rabu, 20 Februari 2013

catatan kuliah


Ilmu dan Filsafat
            Pengentahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorang untuk mengetahui apa yang telah kita tahudan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahuidalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
            Ilmu merupakan pengetahuan yang telah kita geluti sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri.berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui.

Apakah filsafat ?
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak dibumi sedangkan tengadah kebintang-bintang. Karakteristik berfikir filsafat ada tiga yaitu sebagai berikut:
a.       Sifat menyeluruh
Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandangan ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral dan Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.
b.      Sifat mendasar
Dia tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu benar. Secara terus terang tidak mungkin kita menangguk pengetahuan secara keseluruhan, dan bahkan kita tidak yakin kepada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar.
c.       Sifat spekulatif
Menyusuri sebuah lingkaran kita harus mulai dari sebuah titik bagaimanapun spekulatifnya.yang penting bahwa dalam prosesnya, baik dalam analisis maupun pembuktiannya kita bisa memisahkan mana spekulatif mana yang dapat diandalkan dan mana yang tidak.
Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasaryang dapat diandlkan. Apakah yang disebut logis? Apakah yang disebut benar? Apakah yang disebut sehih? Apakah alam ini  teratur atau kacau? Apakah hidup ini ada tujuan atau absurd? Adakah hukum yang mengatur alam atau segenap sarwa kehidupan?

Filsafat: Peneratas Pengetahuan       
Issac Newton (1642-1627) menulis hukum-hukum fisikanya sebagai Philosophiae Naturalis Mathematica (1686) dan adam smith (1723-1790) bapak ilmu ekonomi menulis buku The Wealth of  Nations dalam fungsinya sebagai Professor Of Moral Philosophy di Universitas glasgow.
Nama asal fisika adalah filsafat alam (natural phisolophy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat moral (moral phisolophy). Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu maka terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan filsafat menjadi sempit tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral. Orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan melainkan dikaitkan dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi. Dalam taraf ini secara konseptual ilmu masih mendasarkan kepada norma-norma filsafat. Umpamanya ekonomi masih merupakan penerapan etika (applied ethics) dalam kegiatan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
Metode yang dipakai adalah mormatif dan deduktif berdasarkan asas-asas moral yang filsafati. Pada tahap selajutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat dan berdasarkan sepenuhnya kepada hakikat alam sebagaimana adanya. Pada tahap peralihan ilmu masih mendasarkan kepada norma yang seharusnya, sedangkan pada tahap terakhir ini, ilmu berdasarkan kepada penemuan alamiah sebagaimana adanya.
Auguste comte (1798-1857) membagi tiga tingkat perkembangan pengetahuan sebagai berikut yaitu tahap religius, metafisis dan positif. Dalam tahap pertama maka asas religilah yang dijadikan postulat ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabatan dari ajaran religi. Tahap kedua orang mulai berspekulasi tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbebas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan di atas dasar postulat metafisis tersebut. Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah (ilmu) dimana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yang objektif.  

Bidang telaah filsafat
Tahap pertama dapat dihubungkan dengan segenap pemikiran ahli-ahli filsafat sejak zaman yunani kuno sampai sekarang yang rupa-rupanya tak kunjung selesai mempermasalahkan makhluk yang satu ini. Kadang kurang disadari bahwa tiap ilmu, terutama ilmu-ilmu sosial, mempunyai asumsi tersendiri tentang manusia yang menjadi lakon utama dalam kajian keilmuannya. Ilmu ekonomi mempunyai asumsi bahwa manusia adalah makhluk ekonomi yang bertujuan mencari kenikmatan sebesar-besarnya dan menjauhi ketidaknyamanan semungkin bisa. Sedangkan ilmu manajemen mempunyai asumsi lain tentang manusia, sebab bidang telaah ilmu manajemen lain dengan ekonomi. Ilmu ekonomi bertujuan menelaah hubungan manusia dengan benda atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan ilmu manajemen bertujuan menelaah kerja sama antar sesama manusia dalam mencapai suatu tujuan yang disetujui bersama.
Tahap yang kedua adalah pertanyaan yang berkisar tentang hidup dan eksistensi manusia. Nasib adalah bagaikan sibernetik dengan umpan balik pilihan probabilistik. Ataukah hidup ini sama sekali absurd, tanpa arah, tanpa bentuk, bagaikan amuba yang berzig-zag. Tahap yang ketiga skenarionya bermula dari sebuah pertemuan ilmiah tingkat ”tinggi”, diman seorang ilmuan bicara panjang lebar tentang suatu penemuan ilmiah dalam risetnya. Tugas utama filsafat, kata wittgenstien bukanlah menghasilkan sesusun pertanyaan filsafat, melainkan mengatakan sebuah pertanyaan sejelas mungkin. Epistemologi dan bahasa merupakan gumulan utama para filsuf dalam tahap ini. Bahasa termasuk mtematika yang secara filsafati bukan merupakan ilmu melainkan bahasa nonverbal, merupakan pokok pengkajian filsafat abad kedua puluh ini. Institut teknologitermasyhur di dunia yakni Massachussets Institute of Teknology (MIT) mempunyai departemen bahasa yang sangat maju.

Cabang-cabang filsafat
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni pertama teori tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika dan kedua politik yakni kajian mengenai organisasi sosial atau pemerintahan yang ideal. Kelima cabang utana ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik diantaranya filsafat ilmu. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain mencakup:
1.      Epistemologi (filsafat pengetahuan)
2.      Etika (filsafat moral)
3.      Estetika (filsafat seni)
4.      Metafisika
5.      Politok (filsafat pemerintahan)
6.      Filsafat agama
7.      Filsafat ilmu
8.      Filsafat pendidikan
9.      Filsafat hukum
10.  Filsafat sejarah
11.  Filsafat matematika

Filsafat ilmu
            filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat engetahuan) yang secara spesfik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun karenan permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsaft ilmu-ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan pembatas masing-masing bidang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom.
            Hal ini memungkinkan kita mengenali berbagai pengetahuan yang ada seperti ilmu, seni dan agama serta meletakkan mereka pada tempatnya masing-masing yang saling memperkaya kehidupan kita. Tanpa mengenal ciri-ciri tiap pengetahuan dengan benar, maka bukan saja kita tidak dapat memanfaatkan kegunaannya secara maksimal namun kita salah dalam menggunakannya.







Kepustakaan
Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar   Harapan, Anggota IKAPI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar