Rabu, 12 Desember 2012

naskah pidato

HIJAUKAN BUMI INI !!!


Assalamu’alaikum Wr. Wb
alhamdulillah
puji Syukur  kita ucapkan kepada Allah, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah  kita diberi
kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul di tempat ini. Syalawat beriring salam tak lupa pula kita hadiahkan untuk nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang gelap sampai alam yang terang dan berilmu pengetahuan seperti yan kita rasakan saat sekarang ini. Baiklah hadirin yang berbahagia saya tidak akan memperpanjang kata-kata mukadimah. Pada  kesempatan kali ini saya akan mengampaikan sebuah pidato yang berjudul hijaukan bumi ini.

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat tinggi dan mimiriskan. Kita sering mendengar berita tentang penebangan liar yang di lakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Beribu meter kubik kayu telah di jarah oleh mereka. Mereka hanya mengambil hasil bumi, tetapi tidak mau melestarikannya. Mereka tidak memikirkan atas apa yang telah di lakukannya. lingkungan yang semakin tidak terkendali menuntut kita untuk semakin peduli terhadap kondisi bumi secara global. untuk itu, langkah awal yang bisa kita tempuh adalah dengan memperhatikan serta menjaga kondisi lingkungan di sekitar kita. semua yang hadir disini pasti setuju bahwa langkah kecil yang kita tempuh hari ini akan membawa perubahan yang besar bagi kehidupan anak cucu kita kelak. Saya berharap, anak muda sekarang tidak ada yang menebang hutan secara liar, tetapi harus ada yang melestarikannya. Melestarikan hutan adalah sebagai rasa syukur kepada sang pencipta. Semoga anak cucu kita mendapatkan alam yang lestari untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup di dunia ini. Maka dari itu, menjaga dan melestarikan hutan sangat penting bagi kelangsungsan ekosistem. Karna hutan sangan bermanfaat bagi manusia maupun hewan yang habitatnya di hutan.
Tak ada gading yang tak retak
Kalau ada salah dan kilaf mohon di maafkan. Kesalahan adalah milik saya sendiri, kesempurnaan adalah milik allah SWT.  
Assalamualaikum, Wr. Wb

kritik objektif

KRITIK OBJEKTIF
NOVEL SUPERNOVA: KSATRIA, PUTRI DAN BINTANG JATUH KARYA DEWI LESTARI
OLEH
LIZA ANGGRAINI (10080170)
SESI B/10

Pada hakikatnya, sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat. Menurut A. Teeuw, sastra dideskripsikan sebagai segala sesuatu yang tertulis; pemakaian bahasa dalam bentuk tulis. Sementara itu, Jacob Sumardjo dan Saini K.M. mendefnisikan sastra dengan 5 buah pengertian, dan dari ke-5 pengertian tersebut dibatasi menjadi sebuah definisi, yaitu sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Secara lebih rinci lagi, Faruk mengemukakan bahwa pada mulanya pengertian sastra amat luas, yakni mencakup segala macam hasil aktivitas bahasa atau tulis-menulis. Seiring dengan meluasnya kebiasaan membaca dan menulis, pengertian tersebut menyempit dan didefinisikan sebagai segala hasil aktivitas bahasa yang bersifat imajinatif, baik dalam kehidupan yang tergambar di dalamnya, maupun dalam hal bahasa yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan itu.
Secara umum karya sastra terbagi tiga: (1) berbentuk puisi, (2) berbentuk drama, dan ketiga, berbentuk prosa. Puisi ialah perasaan penyair yang diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat, serta mengandung rima dan irama. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang dipergunakan serta dari wujud puisi tersebut. Bahasa puisi mengandung rima, irama, dan kiasan, sedangkan wujud puisi terdiri dari bentuknya yang berbait, letak yang tertata ke bawah, dan tidak mementingkan ejaan. Berdasarkan waktu kemunculannya puisi dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern. Unsur-unsur intrinsik puisi antara lain: (1) Gaya bunyi yang meliputi: asonansi, aliterasi, persajakan, efoni, dan kakofoni; (2) Gaya kata yang membahas tentang pengulangan kata dan diksi; (3) Gaya kalimat yang berisi gaya implisit dan gaya retorika; (4) Larik; dan (5) bahasa kiasan.
Karya sastra berbentuk drama adalah laku yang meniru laku dalam kehidupan nyata dengan menggunakan dialog untuk memberikan pengukuhan dan alternatif bagi kehidupan itu sendiri. Drama dapat berfungsi sebagai media simulasi realitas. Sebagai naskah yang utuh, drama dibangun oleh beberapa unsur yang saling berkaitan, yaitu dialog, petunjuk pemanggungan, plot, dan karakter. Drama dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu tragedi dan komedi.
Karya sastra berbentuk prosa berisi tentang cerita rekaan namun bukan berarti prosa adalah lamunan kosong seorang pengarang. Prosa melukiskan realita imajinatif karena imajinasi selalu terikat pada realitas, sedangkan realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata konotatif. Adapun ciri-ciri prosa adalah bahasanya terurai, dapat memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif. Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern. Sastra modern mencakup roman, novel, novel populer, dan cerpen. Selanjutnya sastra klasik mencakup yaitu prosa lama yang mencakup cerita rakyat, dongeng, fabel, epos, legenda, mite, cerita jenaka, cerita pelipur lara, sage, hikayat, dan silsilah. Novel dapat dibedakan menjadi novel kedaerahan, novel psikologi, novel sosial, novel gotik, dan novel sejarah, serta novel populer.
Novel Supernova termasuk genre sastra berbentuk prosa. Hal itu karena di dalam novel Supernova terdapat ciri-ciri prosa diantaranya bahasanya terurai, dapat memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan, terutama pengalaman imajinatif.
Unsur intrinsik prosa terdiri atas alur, penokohan, latar/setting, sudut pandang, tema, gaya bahasa. Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi, pada umumnya alur cerita terbagi tiga; alur konvensional/progresif,  inkonvensional /flash back/ sorot balik, dan alur campuran (gabungan dari kedua alur tersebut). Novel Supernova memiliki alur campuran tidak semua cerita diungkap secara linier, akan tetapi ada beberapa cerita yang diungkap secara flash back. Penyajian alur seperti ini membuat pembaca tidak bosan, karena dalam penyajian terdapat variasi, akan tetapi pembaca akan lebih sulit memahami ceritanya.
Penokohan dapat dilakukan menggunakan metode (a) analitik; (b) dramatic; dan (c) kontekstual. Penokohan pada novel Supernova menggunakan metode dramatik karena tokoh tidak langsung diceritakan di dalam paragraph atau cerita, ada dalang yang menjadi pengatur jalannya cerita.
“Nada itu terdengar angkuh. Dimas langsung tahu bahwa Ruben termasuk geng anak beasiswa orang-orang sinis, kuper yang cuma cocok bersosialisasi dengan buku. Sementara dari gayanya, Ruben pun langsung tahu bahwa Dimas termasuk geng anak orang kaya, kalangan mahasiswa Indonesia berlebih harta yang tidak pernah ia suka” (supernova, Dee:3).
Berdasarkan peran tokoh dapat dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Ditunjau dari segi keseluruhan cerita, Supernova memiliki tokoh yang dapat dikategorikan kedalam tokoh sentral, tokoh peripheral dan tokoh dalang. Tokoh dalang: Ruben dan Dhimas.Kedua tokoh ini merupakan perwujudan pengarang dalam membangun kisah dan proses dialogis dari setiap pemahaman empirisnya. Tokoh sentral:  Kesatria diperankan oleh Ferre. Pemuda tampan, umur 29 tahun, berpendidikan tinggi dan sukses, Direktur MNC. Putri dimainkan oleh Rana Wanita karir (sebagai wartawan) dan sudah bersuami. Bintang jatuh diperagakan oleh Diva. Pelacur kelas tinggi, sebagai modal top yang cerdas. Tokoh Periferal: Ale (Rafael) sahabat Ferre. Tambahan  Arwin suami Rana,  Sumargono pelanggan Diva, Gio teman baik Diva dan tokoh figuran lain.
Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Watak tokoh Cara kerja pengarang memberi watak pada tokoh cerita dinamakan penokohan, yang dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik; (b) psikis; dan (c) sosial. Ruben wataknya keras kepala, haus akan ilmu pengetahuan, pelajar yang gigih mempertahankan pendapatnya, sinis, ia adalah seorang yang menyukai jenisnya. Sedangkan dhimas wataknya lemah lembut, pengalah, pintar, mencintai sastra, pandai mengapresiasikan sastra, ulet dan tekun, ia seorang yang menyukai jenisnya. Seperti yang tertera pada kutipan novel berikut:
“kedua pria tersebut duduk berhadapan. Kehanyatan terpancar dari mata mereka. Rasa itu memang masih ada masa sepuluh tahun tidak mengaratkan esensi, sekalipun mengusutkan bara” (supernova, Dee:2).
Latar adalah seluruh keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam cerita. 1) Latar tempat dalam novel Supernova diantaranya negeri pamansam, Goerge Washinton, John Hopkins Medical School, Jakarta, Rumah,  Kampus, Kantor dan perusahaan, diskotik. Misalnya pada kutipan novel berikut:
“Nggak ada kapoknya itu orang-orang, “ gumam Re. Cukup terkesan akan sikapnya yang tidak langsung menolak mentah. Ia lebih memperhatikan seekor kupu-kupu yang terbang di dekat jendela. Sungguh ganjil ada kupu-kupu mungil berwarna putih terbang di ketinggian gedung seperti ini” (supernova, Dee:23).
            2)Latar waktu misalnya Rana remaja, Rana bocah     (hal. 34 – 35). Serta 3) latar sosial dan budaya misalnya pada utipan novel berikut :
  “Jakarta. Aku setuju. Kota ini biangnya dualisme antara angin Timur dan berlagak Timur. Sembari terdesak hadir oleh Barat sekaligus paling keras mengutuk-ngutuk.” (supernova, Dee:11).
Begitu juga dengan Agar penokohan ini tampak lebih hidup, ditopang dengan latar/setting cerita, gaya, pembayangan dan amanat.
Unsur ekstrinsik prosa fiksi adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra seperti nilai sosiologi, nilai kesejarahan, nilai moral, nilai psikologi. Ia merupakan nilai subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi sosial,motivasi, tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang. Pada gilirannya unsur ekstrinsik yang sebenarnya ada di luar karya sastra itu, cukup membantu para penelaah sastra dalam memahami dan menikmati karya yang dihadapi. Pengalaman mendalam dan pengenalan unsur ekstrinsik tersebut memungkinkan seseorang penelaah mampu menginterpretasikan karya sastra dengan lebih tepat.
Unsur tingkat nilai penghayatan dalam prosa fiksi adalah neveau anorganik, neveau vegetatif, neveau animal, neveau humanis, dan neveau metafisika/transendental.
Sudut pandang adalah cara pengarang untuk menetapkan siapa yang akan mengisahkan ceritanya, yang dapat dipilih dari tokoh atau dari narator. Sudut pandang melalui tokoh cerita terdiri dari (a) sudut pandang akuan; (b) sudut pandang diaan; (c) sudut pandang campuran. Dalam menuangkan cerita menggunakan medium bahasa, pengarang bebas menentukan akan menggunakan bahasa nasional, bahasa daerah, dialek, ataupun bahasa asing. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik dalam novel (unsur yang membangun dari luar) diantaranya kapan karya sastra itu dibuat, latar belakang kehidupan pengarang, latar belakang sosial pengarang, latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan sebagainya.
Begitu juga dengan novel Supernova, Buku pertama Dewi Lestari  yang begitu unik dengan banyak daftar bibliografi ilmiah. Supernova adalah novel yang mencampur science, social culture, psikologi umum, humanisme, sejarah pengetahuan dunia dan tentu saja, romantisme cinta dalam kehidupan. Dee yang bernama lengkap Dewi Lestari, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Selain di dunia penulisan, ia juga aktif di dunia musik bersama trio vokal Rida, Sita dan Dewi. Novel yang dihasilkan oleh Dee ini berjudul Supernova : Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh. Supernova: Akar merupakan karya keduanya sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh. Berikut kutipan  novel Supernova.
“Ruben dan Dhimas, pasangan gay yang sama-sama menuntut ilmu di Georgetown, Washington D.C. yang sepuluh tahun kemudian memutuskan membuat novel berdasarkan literatur klasik. Ferre, pria tampan yang juga managing director perusahaan multinasional yang kemudian terlibat perselingkuhan dengan Rana, seorang wakil pemimpin redaksi majalah wanita.  Diva, model cantik yang berprofesi sebagai wanita panggilan, tapi Diva bukanlah wanita murahan. Diva digambarkan sebagai manusia paradoks yang lebih memilih menjual tubuh dibanding otaknya yang luar biasa pintar”.
Secara garis besar novel ini membicarakan tentang cinta, pertentangan yang terjadi di masyarakat hubungan sejenis atau lesbian dan homo. Novel ini  bisa membingungkan pembaca karena plotnya yang yang sorot balik dari waktu ke waktu dan peristiwa-peristiwa dituliskan tidak secara berurutan. Novel ini dikategorikan sebagai novel ilmiah atau pengetahuan karena disini pengarang banyak menggunakan kata-kata ilmiah seperti serotonin, order atau cbaos dan masih banyak yang lainnya. Permasalahan selanjutnya mengenai cinta. Dengan kelakuan yang diperbuat oleh para tokoh mengisyaratkan bahwa cinta itu tidak memilih pada siapa dia menaruh hati, bahkan cinta membuat orang tidak mengenal adanya dosa, seperti yang terdapat dalam novel, salah satunya hal 2.
Moral juga menjadi persoalan dalam novel ini, sebagaimana yang dialami oleh hubungan antara Ferre dengan Rana, Ferre dan Diva serta hubungan antara tokoh utama dan tokoh tambahan lainnya.
Setelah membaca dan mengetahui isi novel ini, ada beberapa pesan yang dapat saya ambil, yakni sebagai berikut. (a) Berhati-hatilah dalam menafsirkan cinta, karena cinta akan membuat kita sesat seperti yang dilakukan oleh para tokoh; (b) Eksistensi manusia ditentukan oleh pilihan-pilihan hidup itu sendiri; (c) Jangan pernah mencintai sesama jenis, karena kita diciptakan berlawan jenis; (d) Cinta yang tulus akan mmbawa kebahagian yang abadi di dalam kehidupan kita, meskipun orang itu sudah pernah pergi dari kehidupan kita.

feature



Kemelut PSB Online

Selain mempermudah siswa yang ingin mendaftar, juga bisa mengurangi antrian panjang yang terjadi disetiap sekolah. PSB online adalah icon kota padang, sistem ini sangat memudahkan calon siswa untuk mendaftar dan memilih sekolah yang diinginkannya. Setiap calon siswa baru yang mendaftar mendapatkan nomor dari petugas PSB. Siswa dapat memilih tiga sekolah yang berbeda. Perubahan-perubahan PSB online dari tahun ketahun semakin membaik. Perubahan pada tahun ini, informasi dapat di print out melalui media internet. Tetapi hasil pengumuman yang sebenarnya di tempel pada papan pengumuman sekolah.
“ Setelah selesai PSB online, sekolah harus cepat melaporkan pada dinas pendidikan. Untuk mengetahui berapa kekurangan siswa atau siswi, ini dijadikan patokan penerimaan pedaftaraan tahap berikutnya, yakni untuk memenuhi kursi yang masih kosong di setiap sekolah” ungkap Septin Arli, S. Pd. Mutu pendidikan, kasi pendataaan dan informasi teknologiPSB online tidak ada lagi yang tidak mengetahuinya. Sebab dari pihak dinas pendidikan sudah menyampaikan kepada kepala sekolah, dari kepala sekolah kepada majeis guru, dari majelis guru kepada orang tua siswa.
“PSB tidak hanya bisa dilihat dari internet tetapi juga bisa dilihat dari HP yakni melalui sms, karena dinas pendidikan sudah bekerjasama dengan UNP, Telkom dan Pemko padang. Untuk mengakses dapat melalui http//PSB.diknaspadang.or.id atau melalui sms dengan mengetik PDG spasi nomor pendaftaran, contoh:PSB online 123456879 kirim ketelkomsel 7890 atau pro xl, Esia 9600” ungkap Rendi.
Pra pendaftaran difokuskan di SMKN 3 Padang jalan sudirman no 11. Pra pendaftaran di peruntukkan bagi siswa yang tamat ujian paket A-B. Bagi siswa di kota padang dapat mendaftar diseluruh sekolah dan warnet yang telah ditentukan dinas pendidikan kota padang. Tiga pilih yang dilakukan siswa, harus sekolah sejenis, seperti SMAN ketiganya SMAN begitu seterusnya.
Bagi siswa yang telah diterima di sekolah atau satu sekolah, harus melakukan daftar ulang di sekolah yang telah menerimanya sebagai siswa. Tapi bagi siswa yang tidak melakukan daftar ulang hingga batas waktu yang ditentukan di anggap gugur. Serta tidak akan bisa diterima di sekolah negeri mana pun. Kesempatan untuk mengambil pada PSB tahap dua tidak akan bisa, karena data siswa di blokir. Jadi bagi yang tidak diterima di negeri ujung-ujungnya ke sekolah swasta. Misalnya pada tahap pertama ini ana k lolos di SMPN 10, tapi tidak melakukan daftar ulang di sekolah tersebut, pada tahap dua tidak bisa lagi melakukan pendaftaran untuk memilih sekolah negeri.
PSB online masih ada kekurangannya, yakni bisa kita lihat pada tempat petugas operator yang tidak tertata, dimana dalam satu lokasi penerimaan penuh sesak, karena kegiatan ini hanya bertumpuk pada satu titik. Juga tidak ada pengeras suara di lokasi sehingga saat petugas memanggil nama pendaftaran banyak yang tidak mendengar. Karena lokasi itu dipenuhi warga, seharusnya di lokasi PSB online ditempatkan petugas yang cukup untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat yang ingin mendaftar, sehingga kegiatan ini dapat terarah, teratur dan tertib.
Beda tipis PSB yang ada di kampus, PSB online sangat membantu dalam proses pra pendaftaran persemesternya. Tapi sayangnya PSB online yang ada dikampus sangat lama dalam proses prapendaftaran, operator yang ada di sana tidak langsung memproses dengan baik. Proses pra pendaftaraan tersebut harus menunggu satu atu dua hari, baru bisaa mendaftarkan mata kuliah yang di ambil persemesternya.
“Mahasiswa banyak mengeluh karena lambatnya proses PSB online yang dilakukan oleh operator entry data”, ungkap Rini. Serta masih terdapatnya antrian panjang dalam proses pengambilan slip pembayaran maupun pengembaliannya. PSB online harus ada perbaikan dalam pelayaan dar tahun ketahu, jangan hanyaa jalan di tempat. Tapi pada kenyataannya di kampus PSB online tidak ada perubahan yang signifikan dalam pelayaan.
seorang siswa yang sedang melihat hasil penerimaan siswa baru tahun 2012


 

Kamis, 06 Desember 2012

karya ilmiah


Abstrak
Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menyimak. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan senagaja tetapi belum ada unsur pemahaman.Sedangkan menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28).Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi non bahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
Bagaimana menyimak ?Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan yang disampaikan.Bila atau kapan menyimak ?pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan baik dengan bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut.Tujuan menyimak ?Menyimak memiliki tujuan yaitu menerima pesan dari bunyi bahasa dan memahaminya.Apa yang disimak ?Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat ucap manusia atau bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain yang disebut bunyi non bahasa.
Menyimak Pengklarifikasian jenis-jenis menyimak berdasarkan: 1) Sumber suara terbagi 2 yaitu a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi, 2) Cara penyimak bahan yang disimak terbagi 2 yaitu a. Menyimak ekstensif (extensive listening) terbagi 4 yaitu 1) Menyimak sosial, 2) Menyimak sekunder, 3) Menyimak estetik, 4) Menyimak Pasif. b. Menyimak Intensi.
                 Inquiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. teknik Inkuiri untuk membantu siswa dalam keterampilan menyimak berita. Teknik Inkuiri memudahkan siswa karena mereka dituntut untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka diminta untuk memecahkan masalahnya sendiri, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan. Teknik tersebut juga dipilih sebagai solusi agar pembelajaran menyimak tidak hanya bergantung pada teknik tradisional.
Langkah-langkah inquiri yang lazim di tempuh dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut 1) merumuskan masalah, 2) mengamati atau melakukan observasi, 3) menganalis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya, 4) Mengkomunokasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca teman sekelas,guru, atau audien yang lain.



i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah menjadikan hambanya mahluk yang sempurna diantara seluruh mahluk ciptan-Nya. Salawat  dan salam penulis ucapkan atas nabi Muhammad saw yang telah membawa umat islam dari zaman kezaliman sampai zaman saat sekarang ini.
            Karena berkat rahmat Beliau-Lah penulis dapat menyeleaikan makalah dalam mata kuliah “Menulis Karya Ilmiah. Penulisan ini dimaksudkan sebagai tugas akhir semester untuk mata kuliah “Menulis Karya Ilmiah”.Saya sebagai penulis masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini .Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
 Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari ke sempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu dan keterbatasan literature yang penulis miliki. Oleh karena itu saran, nasehat, kritikan dan bantuan, baik yang bersifat moril maupun materil, selalu penulis harapkan. Semoga segala amal dan kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis mendapat balasan dari Allah SWT.




                               Padang,       Januari 2012



                                 Penulis







ii

Daftar isi


Abstak                                                                                                                                     i
Kata Pengantar                                                                                                                       ii
Daftar Isi                                                                                                                                 iii
BAB I
Pendahuluan
a.       Latar Belakang Masalah                                                                                             1
b.      Rumusan Masalah                                                                                                       1
c.       Batas Masalah                                                                                                             2
d.      Tujuan Penulisan                                                                                                         2
BAB II
Pembahasan
a.       Hakikat Pembelajaran menyimak
-          Pengertian Menyimak                                                                                                 3
-          Jenis-jenis Menyimak                                                                                                  5
-          Tujuan Menyimak                                                                                                       10
-          Unsur-unsur Menyimak                                                                                              11
b.      Hakikat Teknik Inquiri
-          Pengertian Teknik                                                                                                       14
-          Pengetian Teknik Inquiri                                                                                             15
-          Langkah-langkah Inquiri                                                                                             17
c.       Teknik Inquiri dalam keterampilan menyimak                                                                                               
BAB III
Penutup
a.       Kesimpulan                                                                                                           20
b.      Kritik                                                                                                                     21
c.       Saran                                                                                                                     21
Daftar Pustaka                                                                                                                        22
iii

BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah
Berdasarkan standar kopetensi mata pelajaran Bahasa berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu pembelajaran adalah perubahan tingkah laku individu yang di sebabkan oleh pengalaman. Keterampilan ialah memiliki ke ahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.  Belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, standar kompetensi bahan kajian Bahsa indonesia  mencakup 5 (lima) aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, menulis, membaca dan apresiasi sasta (Depdiknas, 2003 : 3).
Menyimak (mendengar) adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Guntur Tarigan, 1985 : 19).
Tanpa mengesampingkan peranan dan fungsi aspek yang lain, mendengarkan (menyimak) merupakan aspek keterampilan berbahasa yang potensial dalam penyerapan informasi dan pemahaman beragam wacana lisan. Pembelajaran aspek mendengarkan perlu dikaji ulang, ditingkatkan, bahkan diperbaharui, agar tidak timbul dampak yang lebih buruk terhadap proses pembelajaran aspek-aspek Bahasa yang lain.
B.     Rumusan Masalah
                   Pembelajaran bahasa memberikan asumsi bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyerap informasi dari berbagai bentuk wacana lisan. Permasalahan ini memerlukan alternatif, Maka rumusan masalah adalah
Bagaimana teknik inquiri dalam keterampilan menyimak.
C.    Batasan Masalah
                   Menerapkan teknik inquiri dalam keterampilan menyimak bagi siswa sekaligus menjadi realisasi solusi permasalahan dalam pembelajaran aspek mendengarkan.
D.    Tujuan penulisan
              Tujuan dalam menulis makalah ini untuk memenuhi tugas Menulis Karya Ilmiah. Bertujuan untuk menerapkan teknik inquiri dalam keterampilan menyimak.


BAB II
Pembahasan


A.    Hakikat Pembelajaran Menyimak
1.      Pengertian Menyimak
Dari  segi leksis, menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang di ucapkan atau di baca orang lain (Depdikbud, 1994 : 840). Menurut kridalaksana (1984 : 122) menyimak adalah mendengar (listening), yaitu kemampuan menandai dan memahami wicara.
Rumusan pengertian menyimak di atas masih terlihat kabur karena seakan-akan tidak membedakan pengertian menyimak dengan mendengar. Padahal menurut Rixon (1986:33), Nida (1982:52), Dawson (1951:51), Tarigan (1983:18), dan Achsin (1981:13) kosep menyimak berbeda dengan mendengarkan. Menurut Rixon (1986:9) mendengarkan adalah kegiatan yang bersifat ekstensif, bukan dikaitkan dengan tujuan untuk memahami ujaran, dan secara umumtidak terdapat kesulitan dalam melaksanakannya. Sebaliknya, menyimak merupakan kegiatan yang bersifat intensif, ditekankan pada pencapaian tujuan, yaitu memahami tuturan verbal atau uajaran yang disampaikan oleh orang lain.
Achsin (1981:3) juga mengungkaapkan bahwa menyimak dapat dipandang sebagai kegiatan mental yang lebih aktif dari pada kegiatan medengar. Dalam mengidentifikasi bunyi-bunyi, mengusun pemahaman dan penafsiran, serta rangkaian proses menggunakan hasil penafsiran. Ditambahkan pula, menyimak merupakan suatu rangkaian proses kognitif mulai dari proses mengidentifikasikan pada tingkat fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, sampai dengan keterlibatan aktif panca indera, khususnya alat-alat pendengaran. Proses pengenalan ujaran merupakan suatu pengulangan aktif antara menerka (guessing), memperkirakan (approximation), dan mengidealisasikan (idealization).
Sama halnya dengan pandangan-pandangan di atas, tarigan juga menyatakan bahwa menyimak berbeda dengan mendengarkan. Menyimak mewakili kata listerning sedangkan mendengar mewakili kata hearing. Tarigan (1983:13) mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut
 menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembaca.
Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah perbedaan antara menyimak dengan mendengar. Menyimak lebih dari sekedar mendengar karena memerlukan intensitas aktivitas mental.
Menurut Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19), Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan. Russell (1959), Anderson 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.Djago Tarigan (1986) Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847) Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah latihan mendengarkan baik-baik.
                 Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
Bagaimana menyimak ?
Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan yang disampaikan.
Bila atau kapan menyimak ?
Menyimak pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan baik dengan bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut.
Apa yang disimak ?

Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat ucap manusia atau bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain yang disebut bunyi non bahasa.
2.      Jenis-Jenis menyimak
            Jenis-Jenis menyimak menurut H. G. Tarigan :


     1.  Menyimak Ekstensif
              Digunakan untuk memperkenalkan kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru.          
2.      Menyimak Intensif
              Menyimak Intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru.
3.      Menyimak Sosial terbagi atas dua yaitu
a)      Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
b)       Mengerti serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut (Tarigan 1985:27)
4.       Menyimak Kritis
              Sejenis kegiatan menyimak, yang di dalam sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang diamati.
5.      Menyimak Kreatif      
              Menyimak kreatif berhubungan dengan kegiatan imajinatif yang menyenangkan.
6.      Menyimak Konsentratif
              Menyimak konsentratif sering disebut juga menyimak untuk menelaah sesuatu.
                  7. Menyimak Penyelidikan
              Adalah menyimak intensif dengan maksud tujuan yang agak lebih sempit.
                 8. Menyimak Interigatif
             Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi danseleksi,pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
              9. Menyimak Pasif
             Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya memadai uapaya-upaya kita pada saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai sesuatu bahasa.
Pengklarifikasian jenis-jenis menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
       a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
       Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial
       Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
       Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
       Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.
 Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi.
 Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
       Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
       Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
       Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
       Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak.Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah
 (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak
 (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
       Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
       Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah
(1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara.
 (2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang.
(3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang.
(4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
       Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah
(a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara.
(b) mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak.
 Dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
       Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.Kegiatan menyimak interogratif bertujuan yaitu
(a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara.
(b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik.
(c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
       Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan
(a) menemukan gagasan baru.
(b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu.
(c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang.
(d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
       Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara :
(a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan sebagainya.
(b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda.
(c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak.
(d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
       Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan yaitu
(a) mengikuti petunjuk-petunjuk.
(b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak.
(c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen.
(d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak.
(e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak dan
(f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
       Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata,
 frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah
(a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan.
(b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu.
(c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
3.      Tujuan Menyimak
       Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi
5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak menjadi:
1) Menyimak sederhana
2) Menyimak diskriminatif
3) Menyimak santai
4) Menyimak informatif
5) Menyimak literatur
6) Menyimak kritis
4.      Unsur-unsur  menyimak
        Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan uraian tentang ketiga unsur tersebut.
1. Pembicara
       Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
       Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai berikut.
a. Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
       Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
b. Menganalisis Bahan Simakan
        Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan Simakan
        Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara.
1) Kekuatan Bukti
       Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas Alasan
       Jika pernyataan pembicara diikuti dengan alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa alasan itu validitasnya tinggi.
3) Kebenaran Tujuan
       Penyimak harus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2. Penyimak
       Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
       Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.

 
b. Sikap Kooperatif
       Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan
       Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
a. Menyimak Tujuan Pembicara
       Langkah pertama penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
       Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
       Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.

d. Menyimak Topik Bawahan
       Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
       Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut.
        Jika pembicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.

B.     Hakikat teknik inquiri
1.   Penertian teknik (metode)
                 Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berartimelalui.Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencanadalampelaksanaan.
                 Menurut Rothwell dan Kazanas Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi,TitusMetode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, Macquarie Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu,Wiradi Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannyalogis)
Drs.Agus M Hardjana Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
2.   Pengertian teknik inquiri
Inquiri  yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.
 Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

3.   Langkah-langkah teknik inquiri
   Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Secara umum proses otak secara pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
  1. OrientasiLangkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
  2. Merumuskan MasalahMerumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
  3. Merumuskan HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan DataMengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
  1. Menguji HipotesisMenguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Merumuskan Kesimpulan, Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
 Langkah-langkah inquiri yang lazim ditempuh dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut

1)Merumuskan masalah
2)Mengamati atau melakukan observasi
3)Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.
4)Mengkomunokasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.

C.    Teknik Inquiri Dalam Keterampilan Menyimak
                 Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berartimelalui.Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai sua tu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Inquiri  yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Keteranpilan ialah meamiliki ke ahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Guntur Tarigan (1985 : 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Langkah-langkah inquiri yang lazim ditempuh dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut
1)Merumuskan masalah
2)Mengamati atau melakukan observasi
3)Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.
4)Mengkomunokasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
                 Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
                 Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan.Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan :
1. mendapatkan fakta
2. menganalisis fakta
3. mengevaluasi fakta
4. mendapatkan inspirasi
5. menghibur diri
6. meningkatkan kemampuan berbicara
Belajar berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru, dan mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang bersangkutan lancar berbicara.
Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai:
1. landasan belajar berbahasa
2. penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3. pelancar komunikasi lisan penambah informasi
Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak.Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang di ajarkannya. Misalnya topik mengenai adanya dua jenis binatang melata, sudah seharusnya di temukan sendiri oleh siswa, bukan menurut buku.
                 Ada lima siklus inquiri yang lazim di tempuh individu yaitu 1) Observasi (observation), 2) bertanya (questioning), 3) mengajukan dugaan (hiphothesis), 4) pengumpulan data (data gathering), dan 5) pengimpulan (conclussion). Kata kunci dari strategi inquiri adalah siswa menemukan sendiri     



























BAB III
Penutup

Kesimpulan

Hakikat Menyimak
- Sebagai sarana atau alat
- Sebagai pengalaman kreatif
- Sebagai seni
- Sebagai proses
- Sebagai keterampilan berkomunikasi
- Sebagai responsi
            Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang di ajarkannya. Misalnya topik mengenai adanya dua jenis binatang melata, sudah seharusnya di temukan sendiri oleh siswa, bukan menurut buku.
                 Ada lima siklus inquiri yang lazim di tempuh individu yaitu 1) Observasi (observation), 2) bertanya (questioning), 3) mengajukan dugaan (hiphothesis), 4) pengumpulan data (data gathering), dan 5) pengimpulan (conclussion). Kata kunci dari strategi inquiri adalah siswa menemukan sendiri.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil Menyimak Pengklarifikasian jenis-jenis menyimak berdasarkan: 1) Sumber suara terbagi 2 yaitu a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi, 2) Cara penyimak bahan yang disimak terbagi 2 yaitu a. Menyimak ekstensif (extensive listening) terbagi 4 yaitu 1) Menyimak sosial, 2) Menyimak sekunder, 3) Menyimak estetik, 4) Menyimak Pasif. b. Menyimak Intensi.

Ada lima siklus inquiri yang lazim di tempuh individu yaitu 1) Observasi (observation), 2) bertanya (questioning), 3) mengajukan dugaan (hiphothesis), 4) pengumpulan data (data gathering), dan 5) pengimpulan (conclussion). Kata kunci dari strategi inquiri adalah siswa menemukan sendiri.    

-          Kritik
Dalam melakukan menyimak yaitu
1.   Menyimak Lompat Tiga
2.    Menyimak daku dapat fakta
3.    Menyimak Ketulian emosional
4.    Menyimak superintensif
5.    Menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit
6.    Penolakan secara gegabah terhadap sesuatu subjek sebagian yang tidak menarik perhatian.
7.    Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik seseorang pembicara.
8.    Perhatian pura-pura.
9.    Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan.

       -  saran
        Dalam melakukan menyimak yaitu
1. Berkonsentrasi
2. Penyimak harus bermotivasi
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon


Daftar pustaka

- Tarigan, Hery Guntur. 1983. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa
- Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka     
- Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta. PT Gramedia
- http//requestar tikel.com/pengertian-metode-inquiri-201171164. html. Diakses 18 januari 2012
- stasiun sastra ruru .2010. pengertian menyimak menurut para pakar. http//Cara Pedia.com/pengertian-defenisi-metode-menurut-para-ahli-info-497. html. Diakses 18 januari 2012