Abstrak
Dalam
pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan menyimak.
Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas, mendengar
adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau
secara kebetulan saja.
Mendengarkan
adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan senagaja
tetapi belum ada unsur pemahaman.Sedangkan menyimak adalah suatu proses
kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28).Tujuan yang
bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan
aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan
dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan.
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi non bahasa dan bunyi
bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi,
dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan
untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
Bagaimana menyimak ?Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh
mendengarkannya dan memahami isi pesan, penuh perhatian, dengan baik, dengan
minat yang tinggi, dan pemahaman yang mendalam tentang isi pesan yang
disampaikan.Bila atau kapan menyimak ?pada saat ada pembicara atau bunyi lain
yang sedang menyampaikan pesan baik dengan bunyi bahasa atau non bahasa,
pendengar harus menyimak pesan atau bunyi bahasa tersebut.Tujuan menyimak ?Menyimak
memiliki tujuan yaitu menerima pesan dari bunyi bahasa dan memahaminya.Apa yang
disimak ?Adapun yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti
lisan dari alat ucap manusia atau bunyi dari benda lain seperti sirine mobil
pemadam kebakaran, mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain yang disebut
bunyi non bahasa.
Menyimak
Pengklarifikasian jenis-jenis menyimak berdasarkan: 1) Sumber suara terbagi 2
yaitu a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi b. Interpersonal
listening atau penyimak antar pribadi, 2) Cara penyimak bahan yang disimak
terbagi 2 yaitu a. Menyimak ekstensif (extensive listening) terbagi 4 yaitu 1)
Menyimak sosial, 2) Menyimak sekunder, 3) Menyimak estetik, 4) Menyimak Pasif.
b. Menyimak Intensi.
Inquiri yang dalam bahasa
Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. teknik Inkuiri untuk membantu siswa
dalam keterampilan menyimak berita. Teknik Inkuiri memudahkan siswa karena
mereka dituntut untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka
diminta untuk memecahkan masalahnya sendiri, membuat keputusan, dan memperoleh
keterampilan. Teknik tersebut juga dipilih sebagai solusi agar pembelajaran
menyimak tidak hanya bergantung pada teknik tradisional.
Langkah-langkah
inquiri yang lazim di tempuh dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut 1) merumuskan masalah, 2) mengamati atau melakukan observasi, 3)
menganalis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel,
dan karya lainnya, 4) Mengkomunokasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca teman sekelas,guru, atau audien yang lain.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah menjadikan hambanya mahluk yang sempurna diantara seluruh mahluk
ciptan-Nya. Salawat dan salam penulis ucapkan atas
nabi Muhammad saw yang telah membawa umat islam dari zaman kezaliman sampai
zaman saat sekarang ini.
Karena berkat rahmat Beliau-Lah penulis dapat menyeleaikan makalah dalam
mata kuliah “Menulis Karya Ilmiah”. Penulisan ini
dimaksudkan sebagai tugas akhir semester untuk mata kuliah “Menulis Karya
Ilmiah”.Saya
sebagai penulis masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini .Terima kasih penulis
ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menulis
makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari ke sempurnaan, mengingat
keterbatasan pengetahuan, waktu dan keterbatasan literature yang penulis
miliki. Oleh karena itu saran, nasehat, kritikan dan bantuan, baik yang
bersifat moril maupun materil, selalu penulis harapkan. Semoga segala amal dan
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis mendapat balasan dari Allah
SWT.
Padang, Januari 2012
Penulis
ii
Daftar isi
Abstak i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I
Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah 1
b.
Rumusan Masalah 1
c.
Batas Masalah 2
d.
Tujuan Penulisan 2
BAB II
Pembahasan
a.
Hakikat Pembelajaran
menyimak
-
Pengertian Menyimak 3
-
Jenis-jenis Menyimak 5
-
Tujuan Menyimak 10
-
Unsur-unsur Menyimak 11
b.
Hakikat Teknik Inquiri
-
Pengertian Teknik 14
-
Pengetian Teknik
Inquiri 15
-
Langkah-langkah Inquiri 17
c.
Teknik Inquiri dalam
keterampilan menyimak
BAB III
Penutup
a.
Kesimpulan 20
b.
Kritik 21
c.
Saran 21
Daftar Pustaka 22
iii
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
Berdasarkan
standar kopetensi mata pelajaran Bahasa berorientasi pada hakikat pembelajaran
bahasa, yaitu pembelajaran adalah perubahan tingkah laku individu yang di
sebabkan oleh pengalaman. Keterampilan ialah memiliki ke ahlian yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat. Belajar
berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar
menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, standar
kompetensi bahan kajian Bahsa indonesia
mencakup 5 (lima) aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, menulis, membaca
dan apresiasi sasta (Depdiknas, 2003 : 3).
Menyimak
(mendengar) adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Guntur Tarigan,
1985 : 19).
Tanpa
mengesampingkan peranan dan fungsi aspek yang lain, mendengarkan (menyimak)
merupakan aspek keterampilan berbahasa yang potensial dalam penyerapan
informasi dan pemahaman beragam wacana lisan. Pembelajaran aspek mendengarkan
perlu dikaji ulang, ditingkatkan, bahkan diperbaharui, agar tidak timbul dampak
yang lebih buruk terhadap proses pembelajaran aspek-aspek Bahasa yang lain.
B.
Rumusan
Masalah
Pembelajaran bahasa
memberikan asumsi bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyerap
informasi dari berbagai bentuk wacana lisan. Permasalahan ini memerlukan
alternatif, Maka rumusan masalah adalah
Bagaimana teknik
inquiri dalam keterampilan menyimak.
C.
Batasan
Masalah
Menerapkan
teknik inquiri dalam keterampilan menyimak bagi siswa sekaligus menjadi
realisasi solusi permasalahan dalam pembelajaran aspek mendengarkan.
D.
Tujuan
penulisan
Tujuan
dalam menulis makalah ini untuk memenuhi tugas Menulis Karya Ilmiah. Bertujuan untuk
menerapkan teknik inquiri dalam keterampilan menyimak.
BAB II
Pembahasan
A.
Hakikat
Pembelajaran Menyimak
1.
Pengertian Menyimak
Dari
segi leksis, menyimak berarti
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang di ucapkan atau di baca orang
lain (Depdikbud, 1994 : 840). Menurut kridalaksana (1984 : 122) menyimak adalah
mendengar (listening), yaitu kemampuan menandai dan memahami wicara.
Rumusan
pengertian menyimak di atas masih terlihat kabur karena seakan-akan tidak
membedakan pengertian menyimak dengan mendengar. Padahal menurut Rixon
(1986:33), Nida (1982:52), Dawson (1951:51), Tarigan (1983:18), dan Achsin
(1981:13) kosep menyimak berbeda dengan mendengarkan. Menurut Rixon (1986:9)
mendengarkan adalah kegiatan yang bersifat ekstensif, bukan dikaitkan dengan
tujuan untuk memahami ujaran, dan secara umumtidak terdapat kesulitan dalam
melaksanakannya. Sebaliknya, menyimak merupakan kegiatan yang bersifat
intensif, ditekankan pada pencapaian tujuan, yaitu memahami tuturan verbal atau
uajaran yang disampaikan oleh orang lain.
Achsin
(1981:3) juga mengungkaapkan bahwa menyimak dapat dipandang sebagai kegiatan
mental yang lebih aktif dari pada kegiatan medengar. Dalam mengidentifikasi
bunyi-bunyi, mengusun pemahaman dan penafsiran, serta rangkaian proses
menggunakan hasil penafsiran. Ditambahkan pula, menyimak merupakan suatu
rangkaian proses kognitif mulai dari proses mengidentifikasikan pada tingkat
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, sampai dengan keterlibatan aktif
panca indera, khususnya alat-alat pendengaran. Proses pengenalan ujaran
merupakan suatu pengulangan aktif antara menerka (guessing), memperkirakan
(approximation), dan mengidealisasikan (idealization).
Sama
halnya dengan pandangan-pandangan di atas, tarigan juga menyatakan bahwa
menyimak berbeda dengan mendengarkan. Menyimak mewakili kata listerning
sedangkan mendengar mewakili kata hearing. Tarigan (1983:13) mengungkapkan
pendapatnya sebagai berikut
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan oleh si pembaca.
Berdasarkan
kutipan di atas, jelaslah perbedaan antara menyimak dengan mendengar. Menyimak
lebih dari sekedar mendengar karena memerlukan intensitas aktivitas mental.
Menurut
Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19), Menyimak sebagai proses besar
mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan. Russell
(1959), Anderson 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.Djago Tarigan
(1986) Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai
usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan
dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J.
S. Poerwadarminta 1982 : 847) Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa
yang diucapkan orang). Menyimak adalah latihan mendengarkan baik-baik.
Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh
pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan
aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh
informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
Bagaimana menyimak ?
Menyimak yaitu dengan cara bersungguh-sungguh mendengarkannya dan memahami isi
pesan, penuh perhatian, dengan baik, dengan minat yang tinggi, dan pemahaman
yang mendalam tentang isi pesan yang disampaikan.
Bila atau kapan menyimak ?
Menyimak pada saat ada pembicara atau bunyi lain yang sedang menyampaikan pesan
baik dengan bunyi bahasa atau non bahasa, pendengar harus menyimak pesan atau
bunyi bahasa tersebut.
Apa yang disimak ?
Adapun
yang disimak yaitu bunyi. Bunyi yang dapat dipahami seperti lisan dari alat
ucap manusia atau bunyi dari benda lain seperti sirine mobil pemadam kebakaran,
mobil polisi, mobil ambulance, dan lain-lain yang disebut bunyi non bahasa.
2.
Jenis-Jenis menyimak
Jenis-Jenis
menyimak menurut H. G. Tarigan :
1. Menyimak Ekstensif
Digunakan untuk memperkenalkan
kembali bahan yang telah pernah dipelajari dalam suatu lingkungan baru dengan
cara yang baru.
2.
Menyimak Intensif
Menyimak Intensif lebih diarahkan
pada kegiatan menyimak secraa lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu
dibawah bimbingan langsung para guru.
3.
Menyimak Sosial terbagi
atas dua yaitu
a)
Menyimak secara sopan
santun dan dengan penuh perhatian percakapan atau konversasi dalam situasi-situasi
sosial dengan suatu maksud.
b)
Mengerti serta memahami peranan-peranan
pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut (Tarigan 1985:27)
4.
Menyimak Kritis
Sejenis kegiatan menyimak, yang di
dalam sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidak
telitian yang diamati.
5.
Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif berhubungan
dengan kegiatan imajinatif yang menyenangkan.
6.
Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif sering
disebut juga menyimak untuk menelaah sesuatu.
7. Menyimak Penyelidikan
Adalah menyimak intensif dengan maksud tujuan yang agak lebih sempit.
8. Menyimak Interigatif
Adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi
danseleksi,pemusatan perhatian dan pemilihan, karena si penyimak harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
9. Menyimak Pasif
Adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya memadai
uapaya-upaya kita pada saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa,
menghafal luar kepala, berlatih, serta menguasai sesuatu bahasa.
Pengklarifikasian
jenis-jenis menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a.
Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan
sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive
listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan
menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi :
1) Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan
sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial,
unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa
menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini,
nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara
kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga
dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi,
dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun
ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak
apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan
menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita,
syair lagu, dan sebagainya.
Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek
emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan
puisi.
Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah,
sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan
cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan
Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja
mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan
menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu
bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan
sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua
atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut.
Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan
bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada
akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan
menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif.
Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan
menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu
objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan.
Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk
memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas
pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan
hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas
menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua
gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya
kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala
jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak.Agar penyimak dapat melakukan
konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara
lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah
(b) perasaan tenang dan tidak bergejolak
(c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang
disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu
kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan
dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi
komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan
lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau
diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan
makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan
kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan
secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi
dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah
(1)
mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara.
(2) mengukur kemampuan integratif antara
menyimak dengan menulis atau mengarang.
(3)
mengetahui kemampuan daya serap seseorang.
(4)
mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara
objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta
kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis
adalah
(a)
mengamati tepat tidak ujaran pembicara.
(b)
mencari jawaban atas pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak
membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak.
Dapatkah penyimak mengambil simpulan dari
hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas
dalam kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan
menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.Kegiatan
menyimak interogratif bertujuan yaitu
(a)
mendapatkan fakta-fakta dari pembicara.
(b)
mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang
menarik.
(c)
mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi
baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan
(a)
menemukan gagasan baru.
(b)
menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu.
(c)
menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang.
(d)
menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
4) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak
yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara :
(a)
menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa
Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan sebagainya.
(b)
mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan
pilihan kata yang berbeda.
(c)
merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak.
(d)
menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
5) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang
baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan
yaitu
(a)
mengikuti petunjuk-petunjuk.
(b)
mencari hubungan antarunsur dalam menyimak.
(c)
mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen.
(d)
mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak.
(e)
mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak dan
(f)
mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak
yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing,
nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata,
frase-frase, kalimat-kalimat, dan
bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki
ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri
menyimak selektif ialah
(a)
menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang
diinginkan.
(b)
menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu.
(c)
menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.
3.
Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk
menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau
bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi
5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
Tujuan
menyimak berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak menjadi:
1) Menyimak sederhana
2) Menyimak diskriminatif
3) Menyimak santai
4) Menyimak informatif
5) Menyimak literatur
6) Menyimak kritis
4.
Unsur-unsur menyimak
Kegiatan
menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada
berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur
pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan
simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan uraian tentang ketiga unsur
tersebut.
1. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah
orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh
penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan,
sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
Dalam aktivitasnya, seorang penyimak
sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama
melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah sebagai
berikut.
a. Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan
merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati
kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema,
dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping
itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan
pembicara.
b. Menganalisis Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan,
namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu
saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu.
Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan
ide penunjang.
c. Mengevaluasi Bahan Simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah
mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara.
1)
Kekuatan Bukti
Untuk membenarkan pernyataan pembicara,
penyimak harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikatakan pembicara. Jika
bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2) Validitas Alasan
Jika pernyataan pembicara diikuti dengan
alasan-alasan yang kuat, terpercaya, dan logis, dapat dikatakan bahwa alasan
itu validitasnya tinggi.
3)
Kebenaran Tujuan
Penyimak harus mampu menemukan tujuan
pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan dengan
keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan
mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan
kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak
yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu
akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih
sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan
(2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua
sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif
ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik,
ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi
pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
b. Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak
yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut.
Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan
kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan
mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif
dengan pembicara.
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting
dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan
simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan
itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.Jika pembicara tidak dapat
menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh
penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Untuk
menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
a. Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertama penyimak dalam melakukan
kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai,
ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak
ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak
ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan
pembicara, mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b. Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari
urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan
pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti
dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan.
Urutan penyajian terdiri atasa tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan
penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian
isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian
pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu
dibicarakan, dibahas, dianalisis s pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui
topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam
komunikasi tersebut. penyimak satu profesi dengan pembicara, is tidak akan
kesulitan untuk mener topik utama. Sebuah topik uta.-na memiliki ciri-ciri: menarik
perhatian pen) bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d. Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama,
langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan
membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar
pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat
mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah
dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah
mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e. Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas:
simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman,
maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara
tersebut.
Jika pembicara menyampaikan simpulan, maka
penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara.
Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu
simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan
himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.
B. Hakikat teknik
inquiri
1.
Penertian teknik
(metode)
Secara etimologis, metode
berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berartimelalui.Sedangkan istilah
metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencanadalampelaksanaan.
Menurut
Rothwell dan Kazanas Metode adalah cara,
pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi,TitusMetode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan
terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, Macquarie Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama
yang berkenaan dengan rencana tertentu,Wiradi
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun
secara sistematis (urutannyalogis)
Drs.Agus M Hardjana
Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
2.
Pengertian teknik
inquiri
Inquiri yang dalam bahasa Inggris inquiry,
berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
3.
Langkah-langkah teknik
inquiri
Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri Secara
umum proses otak secara pembelajaran dengan menggunakan strategi dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
- Orientasi, Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan
siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran
akan berjalan dengan lancar.
- Merumuskan Masalah, Merumuskan masalah merupakan langkah membawa
siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
- Merumuskan Hipotesis, Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga
hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang
dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang
kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
4.
Mengumpulkan Data, Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan.Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif
itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara
terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
- Menguji Hipotesis, Menguji hipotesis adalah proses menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang
terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Merumuskan
Kesimpulan, Merumuskan kesimpulan
adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses
pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang
hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Langkah-langkah inquiri yang lazim ditempuh
dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut
1)Merumuskan
masalah
2)Mengamati
atau melakukan observasi
3)Menganalisis
dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya
lainnya.
4)Mengkomunokasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang
lain.
C. Teknik Inquiri
Dalam Keterampilan Menyimak
Secara etimologis, metode
berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berartimelalui.Sedangkan istilah
metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai sua tu tujuan.
Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Inquiri yang dalam bahasa Inggris inquiry,
berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Keteranpilan
ialah meamiliki ke ahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Guntur
Tarigan (1985 : 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.
Langkah-langkah
inquiri yang lazim ditempuh dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut
1)Merumuskan
masalah
2)Mengamati
atau melakukan observasi
3)Menganalisis
dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya
lainnya.
4)Mengkomunokasikan
atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang
lain.
Penyimak yang baik adalah
penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan
tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut
sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami
isi bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak
adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat
dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu
dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang
ditekankan.Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas
menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah
seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan :
1. mendapatkan fakta
2. menganalisis fakta
3. mengevaluasi fakta
4. mendapatkan inspirasi
5. menghibur diri
6. meningkatkan kemampuan berbicara
Belajar
berbahasa dimulai dengan menyimak. Coba perhatikan bagaimana anak kecil belajar
bahasa ibunya. Mula-mula yang bersangkutan banyak menyimak rangkaian bunyi
bahasa. Bunyi bahasa itu dikaitkan dengan makna. Setelah banyak menyimak, ia
mulai meniru ucapan-ucapan yang pernah disimaknya dan kemudian mencoba
menerapkannya dalam pembicaraan. Proses menyimak, mengartikan makna, meniru, dan
mempraktekkan bunyi bahasa itu dilakukannya berulang-ulang sampai akhirnya yang
bersangkutan lancar berbicara.
Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak
berperan sebagai:
1. landasan belajar berbahasa
2. penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis
3. pelancar komunikasi lisan penambah informasi
Menyimak
merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam
pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak
siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar,
konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di
bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak.Karena itu dapatlah disimpulkan
bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi.
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan
yang di peroleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun
materi yang di ajarkannya. Misalnya topik mengenai adanya dua jenis binatang
melata, sudah seharusnya di temukan sendiri oleh siswa, bukan menurut buku.
Ada lima siklus inquiri
yang lazim di tempuh individu yaitu 1) Observasi (observation), 2) bertanya
(questioning), 3) mengajukan dugaan (hiphothesis), 4) pengumpulan data (data
gathering), dan 5) pengimpulan (conclussion). Kata kunci dari strategi inquiri
adalah siswa menemukan sendiri
BAB
III
Penutup
Kesimpulan
Hakikat Menyimak
- Sebagai sarana atau alat
- Sebagai pengalaman kreatif
- Sebagai seni
- Sebagai proses
- Sebagai keterampilan berkomunikasi
- Sebagai responsi
Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh
pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan
aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh
informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun
materi yang di ajarkannya. Misalnya topik mengenai adanya dua jenis binatang
melata, sudah seharusnya di temukan sendiri oleh siswa, bukan menurut buku.
Ada lima siklus inquiri
yang lazim di tempuh individu yaitu 1) Observasi (observation), 2) bertanya
(questioning), 3) mengajukan dugaan (hiphothesis), 4) pengumpulan data (data
gathering), dan 5) pengimpulan (conclussion). Kata kunci dari strategi inquiri
adalah siswa menemukan sendiri.
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan
yang di peroleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil Menyimak Pengklarifikasian jenis-jenis menyimak berdasarkan: 1)
Sumber suara terbagi 2 yaitu a. Intrapersonal listening atau menyimak
intrapribadi b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi, 2) Cara
penyimak bahan yang disimak terbagi 2 yaitu a. Menyimak ekstensif (extensive
listening) terbagi 4 yaitu 1) Menyimak sosial, 2) Menyimak sekunder, 3)
Menyimak estetik, 4) Menyimak Pasif. b. Menyimak Intensi.
Ada
lima siklus inquiri yang lazim di tempuh individu yaitu 1) Observasi
(observation), 2) bertanya (questioning), 3) mengajukan dugaan (hiphothesis),
4) pengumpulan data (data gathering), dan 5) pengimpulan (conclussion). Kata
kunci dari strategi inquiri adalah siswa menemukan sendiri.
-
Kritik
Dalam
melakukan menyimak yaitu
1.
Menyimak Lompat Tiga
2.
Menyimak daku dapat fakta
3.
Menyimak Ketulian emosional
4.
Menyimak superintensif
5.
Menyimak penjelasan-penjelasan yang sulit
6.
Penolakan secara gegabah terhadap sesuatu
subjek sebagian yang tidak menarik perhatian.
7.
Mengkritik cara berpidato dan penampilan fisik
seseorang pembicara.
8.
Perhatian pura-pura.
9.
Menyimak dengan pensil dan kertas di tangan.
-
saran
Dalam melakukan menyimak yaitu
1.
Berkonsentrasi
2. Penyimak harus bermotivasi
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang
inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon
Daftar
pustaka
-
Tarigan, Hery Guntur. 1983. Menyimak:
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa
-
Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
-
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta. PT Gramedia
-
http//requestar tikel.com/pengertian-metode-inquiri-201171164. html. Diakses 18
januari 2012
-
stasiun sastra ruru .2010. pengertian
menyimak menurut para pakar. http//Cara
Pedia.com/pengertian-defenisi-metode-menurut-para-ahli-info-497. html. Diakses 18
januari 2012