KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah menjadikan hambanya mahluk yang sempurna diantara seluruh mahluk
ciptan-Nya. Salawat dan salam penulis ucapkan atas
nabi Muhammad saw yang telah membawa umat islam dari zaman kezaliman sampai
zaman saat sekarang ini.
Karena berkat rahmat Beliau-Lah penulis dapat menyeleaikan makalah dalam
mata kuliah “Morfologi”. Penulisan ini
dimaksudkan sebagai tugas akhir semester untuk mata kuliah “Morfologi”.Saya sebagai penulis masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini .Terima kasih penulis ucapkan kepada
dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari ke sempurnaan, mengingat
keterbatasan pengetahuan, waktu dan keterbatasan literature yang penulis
miliki. Oleh karena itu saran, nasehat, kritikan dan bantuan, baik yang
bersifat moril maupun materil, selalu penulis harapkan. Semoga segala amal dan
kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis mendapat balasan dari Allah
SWT.
Padang, Januari
2012
penulis
Abstak
Judul makalah ini adalah “Proses Morfologis dalam Bahasa
Indonesia: Analisis proses morfologi dari koran padang ekspres ”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
yaitu metode yang menggambarkan data sesuai dengan yang ada di lapangan. Adapun
teknik penulisan dengan cara catat langsung. Tujuannya untuk mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai proses morfologis. Hasil analisis memberikan
simpulan bahwa analisis proses morfologis dalam bahasa Indonesia yang diuraikan
sangat penting dijadikan acuan terutama terhadap bahasa-bahasa di Nusantara.
Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang
mempelajari seluk beluk kata.Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi
adalah bidang linguistik yang mempelajari
susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula
Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang
linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur
bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian
kata, yaitu morfem.Berdasarkan definisi-definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk
sebuah kata.
Proses morfologis menurut Samsuri
(1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem
yang lain. Kata disebutnya sebagai bentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu
dapat diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, dan bisa didahului dan diikuti oleh
jeda yang potensial.
Proses morfologis meliputi (1) afiksasi,
(2) reduplikasi, (3) perubahan intern, (4) suplisi, dan (3) modifikasi kosong
(Samsuri, 190—193). Namun, di dalam bahasa Indonesia yangbersifat aglutinasi
ini tidak ditemukan data proses morfologis yang berupa perubahan intern, suplisi,
dan modifikasi kosong. Jadi, proses morfologis dalam bahasa Indonesia hanya
melalui afiksasi dan reduplikasi.
Analisis morfologi
//hasil/ /berhasil/ /keberhasilan/
/keberhasilannya//
//juara/ /kejuaraan/ /juarai/ /menjuarai//
//rebut/ memperebutkan/ /perebutkan//
//langsung/ /berlangsung//
//baik/ terbaik//
//bangga/ /kebanggaan//
//juang/ /perjuangan//
//dapat/ mendapat//
//sehari/ /keseharian/ /kesehariannya//
//soal/ /persoalan//
//menang/ /kemenangan//
//bawa/ /membawa//
//peduli/ /kepedulian//
//bangga/ /berbangga//
//bahagia/ /berbahagia//
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Sebuah karya tulis berupa buku
merupakan hasil kreasi seorang yang sangat berharga bagi pembaca. Apalagi isi
buku tersebut bersifat keilmuan yang diperlukan banyak orang. Analisis Bahasa,
sebuah buku karya Samsuri, merupakan sebuah karya seorang linguis yang banyak
dijadikan acuan dalam berbagai penelitian ilmiah kebahasaan. Salah satu bahasan
yang turut menyumbangkan keilmuan kebahasaan dalam buku tersebut adalah
mengenai proses morfologis.
Morfologi disebut juga ilmu bahasa
yang mempelajari seluk beluk kata.
Verhaar
(1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidan g linguistik yang
mempelajari
susunan
bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan
bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya;
(2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata,
yaitu morfem.Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
morfologi adalah bidanglinguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang
satu dengan morfem yang lain untukmembentuk sebuah kata.
Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190)
adalah cara pembentukan kata-kata
dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya
sebagaibentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan
tersendiri, bisa dikatakan, danbisa didahului dan diikuti oleh jeda yang
potensial.
B.
Rumusan
Masalah
Pembelajaran morfologi
sangat bermanfaat bagi semua orang yang mau mengetahui seluk-beluk bahasa itu
sendiri. Permasalahan ini memerlukan alternatif, Maka rumusan masalah adalah
bagaimana proses morfologi pada koran padang
ekspres yang berjudul petenis dhamasraya juara di singapura?
C.
Batasan
Masalah
Analisis
proses morfologi dari koran padang
ekspres yang berjudul petenis dhamasraya juara di singapura. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data sesuai
dengan yang ada di lapangan. Adapun teknik penulisan dengan cara catat
langsung. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai proses morfologi.
D.
Tujuan
Tujuan dalam
menulis makalah ini untuk memenuhi tugas Morfologi. Bertujuan untuk menganalisis
proses morfologi dari koran padang
ekspres yang berjudul petenis dhamasraya juara di singapura.
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian
Morfologi
Morfologi disebut juga ilmu bahasa
yang mempelajari seluk beluk kata.
Verhaar
(1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
susunan
bagian kata secara gramatikal. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan
kata lain dapat di katakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahanbentuk kata itu, baik fungsi gramitikal maupun
semantik. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan
bahwa morfologi, yaitu
(1) bidang linguistik yang mempelajari morfem
dan kombinasi-kombinasinya.
(2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup
kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.
Berdasarkan definisi-definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk
sebuah kata.Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi
dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, misalnya, kata putus jika
dibagi menjadi pu dan tus, bagian-bagian itu tidak dapat lagi
disebut morfem karena tidak mempunyai makna, baik makna leksikal ataupun makna
gramatikal. Demikian juga me- dan -kan tidak dapat kita bagi
menjadi bagian yang lebih kecil (Badudu,1985:66). Jadi, morfem adalah satuan
bahasa yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi dan mempunyai makna
gramatikal dan makna leksikal.
2. Pengertian Proses Morfologi
Proses morfologis menurut Samsuri
(1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagai
bentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa
dikatakan, dan
bisa
didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial. Di samping itu, bentuk itu akan
mendapat
pola
intonasi dasar/[2]31/. Bentuk-bentuk seperti /apa/, /mana/ akan mendapat kontur
intonasi
/31/;
/keras/, /beras/ akan mendapat kontur intonasi /231/, /pas/, /ban/ akam
mendapat kontur
intonasi
31/; /menara/ berkontur intonasi /[2]231/. Jadi, proses morfologis adalah
proses
penggabungan
morfem menjadi kata.
Proses morfologis meliputi (1)
afiksasi, (2) reduplikasi, (3) perubahan intern, (4) suplisi, dan (3)
modifikasi kosong (Samsuri, 190—193). Namun, di dalam bahasa Indonesia yang bersifat
aglutinasi ini tidak ditemukan data proses morfologis yang berupa perubahan
intern, suplisi, dan modifikasi kosong. Jadi, proses morfologis dalam bahasa
Indonesia hanya melalui afiksasi dan reduplikasi.
1.
Afiksasi
Afiksasi menurut Samsuri (1985:
190), adalah penggabungan akar kata atau pokok
dengan
afiks. Afiks ada tiga macam, yaitu awalan, sisipan, dan akhiran. Karena
letaknya yang selalu di depan bentuk dasar, sebuah afiks disebut awalan atau
prefiks. Afiks disebut sisipan (infiks) karena letaknya di dalam kata,
sedangkan akhiran (sufiks) terletak di akhir kata. Dalam bahasa Indonesia,
dengan bantuan afiks kita akan mengetahui kategori kata, diatesis aktif atau pasif,
tetapi tidak diketahui bentuk tunggal atau jamak dan waktu kini serta lampau
seperti yang terdapat dalam bahasa Inggris.
1. Prefiks (Awalan)
a.
Prefiks be(R)-
Prefiks be(R)- memiliki
beberapa variasi. Be(R)- bisa berubah menjadi be- dan bel-.
Be(R)-
berubah menjadi be- jika (a) kata yang dilekatinya diawali dengan
huruf r dan (b) suku kata pertama diakhiri dengan er yang di depannya
konsonan.
be(R)-
+ renang → berenang .
be(R)+
ternak — beternak
be(R)+kerja
-- bekerja
b.
Prefiks me (N)-
Prefiks me(N)- mempunyai
beberapa variasi, yaitu me(N)- yaitu mem-, men-, meny-,
meng-,
menge-, dan me-. Prefiks me(N)-
berubah menjadi mem- jika bergabung dengan kata yang diawali huruf /b/,
/f/, /p/, dan /v/, misalnya,
me(N)-
+ baca →membaca
me(N)-
+ pukul → memukul.
Prefiks
me(N)- berubah menjadi men- jika bergabung dengan kata
yang diawali oleh
huruf
/d/, /t/, /j/, dan /c/, misalnya, me(N)-
+ data →
mendata,
me(N)- + tulis → menulis,
me(N)-
+
jadi →
menjadi,
dan me(N)- + cuci →mencuci.
Prefiks
me(N)- berubah menjadi meny- jika bergabung dengan kata
yang diawali oleh
huruf
/s/, misalnya, me(N)- + sapu → menyapu.
Prefiks
me(N)- berubah menjadi meng- jika bergabung dengan kata yang
diawali dengan
huruf
/k/ dan /g/, misalnya, me(N)- + kupas →mengupas
dan me(N)- + goreng
menggoreng.
Prefiks
me(N)- berubah menjadi menge- jika bergabung dengan kata
yang terdiri dari satu
suku
kata, misalnya, me(N)- + lap → mengelap,
me(N)- + bom→ mengebom,
dan me(N)- + bor → mengebor.
c.
Prefiks pe (R)-
Prefiks pe(R)- merupakan
nominalisasi dari prefiks be(R). Perhatikan contoh berikut!
Berawat→ perawat
Bekerja
→ pekerja.
Prefiks
pe(R)- mempunyai variasi pe- dan pel-. Prefiks pe(R)-
berubah menjadi pejika
bergabung
dengan kata yang diawali huruf r dan kata yang suku katanya berakhiran er,
misalnya,
pe(R)- + rawat →perawat dan
pe(R)- + kerja→ pekerja.
Prefiks
pe(R)- berubah menjadi pel- jika bergabung dengan kata ajar,
misalnya, pe(R)- + ajar→ pelajar.
d.
Prefiks pe(N)-
Prefiks pe(N)-
mempunyai beberapa variasi. Prefiks pe-(N)- sejajar dengan prefiks me(N)-
Variasi
pe(N)- memiliki variasi pem-, pen-, peny-, peng-,
pe-, dan penge-.
Prefiks
pe(N)- berubah menjadi pem- jika bergabung dengan kata yang
diawali oleh
huruf
/t/, /d/, /c/, dan /j/, misalnya, penuduh, pendorong,
pencuci, dan penjudi. Prefiks pe(N)-
berubah
menjadi pem- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /b/
dan /p/, misalnya,
pebaca
dan pemukul. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi peny- jika bergabung dengan kata yang
diawali
oleh huruf /s/, misalnya, penyaji. Prefiks pe(N)- berubah
menjadi peng- jika bergabung
dengan
kata yang diawali oleh huruf /g/ dan /k/, misalnya, penggaris dan
pengupas. Prefiks
pe(N)-
berubah menjadi penge- jika bergabung dengan kata yang terdiri atas satu
suku kata,
misalnya,
pengebom, pengepel, dan pengecor. Prefiks pe(N)- berubah
menjadi pe- jika
bergabung
dengan kata yang diawali oleh huruf /m/, /l/, dan /r/,
misalnya, pemarah, pelupa, dan perasa.
e.
Prefiks te(R)-
Prefiks te(R)- mempunyai
beberapa variasi, yaitu ter- dan tel-, misalnya, terbaca,
ternilai, tertinggi, dan telanjur.
1.2
Infiks (Sisipan)
Infiks termasuk afiks yang
penggunaannya kurang produktif. Infiks dalam bahasa
Indonesia
terdiri dari tiga macam: -el-, -em-, dan –er-.
a.
infiks -el-, misalnya, geletar;
a.
infiks -er-, misalnya, gerigi, seruling; dan
c.
infiks -em-, misalnya, gemuruh, gemetar
1.3
Sufiks (Akhiran)
Sufiks dalam bahasa Indonesia
mendapatkan serapan asing seperti wan, wati, man.
Adapun
akhiran yang asli terdiri dari –an, -kan, dan –i.
a.
sufiks -an, misalnya, dalam ayunan, pegangan, makanan;
b.
sufiks -i, misalnya, dalam memagari memukuli, meninjui;
c.
sufiks -kan, misalnya, dalam memerikan, melemparkan; dan
d.
sufiks -nya, misalnya, dalam susahnya, berdirinya.
1.4 Konfiks
Konfiks adalah “gabungan afiks yang
berupa prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran) yang merupakan satu afiks yang
tidak terpisah-pisah. Artinya, afiks gabungan itu muncul secara serempak pada
morfem dasar dan bersama-sama membentuk satu makna gramatikal pada kata bentukan
itu” (Keraf, 1984: 115).
Berikut
ini konfiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
a.
konfiks pe(R)-an misalnya, dalam perbaikan, perkembangan,
b.
konfiks pe(N)-an misalnya, dalam penjagaan, pencurian,
c.
konfiks ke-an misalnya, kedutaan, kesatuan,
d.
konfiks be(R)-an misalnya, berciuman.
2.
Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses
pengulangan kata dasar baik keseluruhan maupun sebagian.
Reduplikasi
dalam bahasa Indonesia dapat dibagi sebagai berikut:
a.
pengulangan seluruh
Dalam bahasa Indonesia perulangan
seluruh adalah perulangan bentuk dasar tanpa
perubahan
fonem dan tidak dengan proses afiks.
Misalnya:
orang
→
orang-orang
cantik
→
cantik-cantik
b.
pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian adalah
pengulangan sebagian morfem dasar, baik bagian awal
maupun
bagian akhir morfem.
Misalnya:
tamu
→
tetamu
berapa
→
beberapa
c.
pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem
adalah morfem dasar yang diulang mengalami
perubahan
fonem.
Misalnya:
lauk
→
lauk-pauk
gerak
→
gerak-gerik
d.
pengulangan berimbuhan.
Pengulangan berimbuhan adalah
pengulangan bentuk dasar diulang secara keseluruhan dan mengalami proses
pembubuhan afiks. Afiks yang dibubuhkan bisa berupa prefiks, sufiks, atau
konfiks.
Perhatikan
data berikut!
batu
→
batu-batuan
hijau
→
kehijau-hijauan
tolong
→
tolong-menolong
3
Perubahan Intern
Yang dimaksud dengan proses
morfologis dengan perubahan intern adalah proses
morfologis
yang menyebabkan perubahan-perubahan bentuk morfem-morfem yang terdapat di dalam
morfem itu sendiri. Contoh dalam bahasa Inggris berikut memperjelas bagaimana
prose morfologis melalui perubahan intern.
Tunggal Jamak
/fut/
/fiyt/ ‘kaki’
/maws/
mays/ ‘tikus/
Waktu Kini Waktu Lampau
/ran/
/raen/ ‘lari’
/teyk/
/tuk/ ‘mengambil’
Baik
pada jamak maupun waktu lampau tidak dapat kita tentukan bagian mana yang
mengandung
makna lampau. Yang tampak adalah perubahan /u/ menjadi /iy/, /aw/ menjadi /ay/,
/a/ menjadi/ae/, dan /ey/ menjadi /u/. Dengan begitu dapat ditandai bahwa
/u/
menjadi /iy/ pada fut menjadi feet /aw/ menjadi /ay/ mouse menjadi
mice merupakan
perubahan
tunggal ke bentuk jamak, /sedangkan, /a/ menjadi/ae/, pada ran, dan /ey/
menjadi /u/ pada take menajdi took merupakan waktu kini ke waktu
lampau.
4
Suplisi
Yang dimaksud dengan proses
morfologis dengan suplisi adalah adalah proses
morfologis
yang menyebabkan adanya bentuk yang sama sekali baru. Contoh dalam
bahasa
Inggris berikut memperjelas bagaimana prose morfologis melalui Suplisi.
Waktu Kini Waktu Lampau
{gow}
{went} ‘pergi’
{eam}
{w s} ‘adalah’
Tampak
sekali perubahan kala lampau yang berbeda sama sekali dengan kala kini. Kata
{gow}
misalnya,
yang menunjukkan kala kini berubah menjadi {went} yang tidak ada tanda yang
sama dengan bentuk lampaunya {went}, sehingga dikatakan proses morfologis
seperti ini adalah suplisi.
5
Modifikasi Kosong
Yang dimaksud dengan proses
morfologis dengan modifikasi kosong adalah proses yang tidak menimbulkan
perubahan pada bentuk, melainkan hanya berubah konsepnya.
Contoh
dalam bahasa Inggris berikut memperjelas bagaimana proses morfologis melalui
modifikasi
kosong.
Tunggal Jamak
/siyp/
/siyp/ ‘domba’
/diyr/
/diyr/ ‘kijang
Waktu Kini Waktu Lampau
/put/
/put/ ‘menaruh’
/kat/
/kat/ ‘memotong’
Sebaliknya
dari suplisi, tampak pada proses morfologis modifikasi kosong {siyp} waktu kini
dengan
{siyp} waktu lampau tidak mengalami perubahan apapun. Begitu pula {put} yang
menunjukkan
tunggal dan {put} jamak, sehingga dikatakan peroses morfologis seperti ini
sebagai
modifikasi kosong.
Contoh
analisis morfologis dari koran padang ekspres
Analisis
morfologi
//hasil/
/berhasil/ /keberhasilan/ /keberhasilannya//
//juara/
/kejuaraan/ /juarai/ /menjuarai//
//rebut/
memperebutkan/ /perebutkan//
//langsung/
/berlangsung//
//baik/
terbaik//
//bangga/
/kebanggaan//
//juang/
/perjuangan//
//dapat/
mendapat//
//sehari/
/keseharian/ /kesehariannya//
//soal/
/persoalan//
//menang/
/kemenangan//
//bawa/
/membawa//
//peduli/
/kepedulian//
//bangga/
/berbangga//
//bahagia/
/berbahagia//
//sambut/
/penyambutan//
//prestasi/
/berprestasi//
//harga/
/pengharagaan//
//laku/
/ perlakuan//
//hati/
/perhatian/
//sukses/
/kesuksesan//
//janji/
/janjinya//
//main/
/bermain//
//damping/
/dampingi//
//pelatih/
/pelatihnya//
//jaga/
/menjaga//
//sehat/
/kesehatan//
//ubah/
/berubah-ubah//
//nginap/
/penginapan//
//makan/
/makanan//
//tentu/
/menentu//
//lapang/
/lapangan//
//ganggu/
/terganggu//
//jauh/
/berjauhan//
//sempat/
/kesempatan//
//bela/
/membela//
//buat/
/membuat//
//didik/
/didikkan/ /didikannya//
//jalan/
/perjalanan//
//sumpah/
/bersumpah//
//masing//
/masing-masing//
//sama/
/sama-sama//
//pikul/
/memikul//
//utus/
/utusan//
//tekat/
/bertekat//
//teman/
/teman-teman/ /teman-temannya//
//wujud/
/wujudkan//
//lepas/
/terlepas//
//wakil/
/mewakili//
//atlit/
/atlit-atlit//
//nanti/
/nantinya//
//harap/
/harapan/ /harapannya//
//petenis/
/petenis-petenis//
//hal/
/halnya//
//tanding/
/pertandingan//
-
Konstuksi morfologi
a.proses morfologi infleksi penominalan
terdapat morfem [pinta] ‘minta’ menjadi [paminta] ‘permintaan’ dan [tulak]
‘tolak’
menjadi
[penolakan] memperlihatkan adanya persamaan arti kata berprefiks me dengan
yang
tidak berprefiks me.
b.
Proses morfologis derivasi penominalan yang terdapat pada /ken/ menjadi
/paken/,
/weh/
menjadi /paweh/, dan /tukar/ menjadi /patukar/ menujukkan kata yang bersuku
satu
dan
verba pasif [be(R)] dilekati [pa], sedangkan yang lebih dari satu suku dan
[m-(N)]
dilekati
pa(N).
c.
proses morfologi endosentrik adalah distribusinya memiliki kedudukan yang sama
(dua-duanya inti). Contoh
- Mereka mengadakan jual beli
- Mereka mengadakan jual*
- Mereka
mengdakan beli*
d.
proses morfologi eksosentrik distribusinya memiliki kedudukan yang berbeda(satu
inti, satu pelengkap). Contoh
-
Rumah sakit itu baru di bangun
-
Rumah itu baru di bangun
Aplikasi
Contoh koran yang di analisis
petenis dhamasraya juara di singapura
Padang,
Padek-Luar biasa. Hanya itu kata-kata yang bisa diucapkan setelah keberhasilan dua petenis KU-12 dari
dhamasraya menjuarai kejuaraan tenis
junior internasional memperebutkan tropi
Sony Ericsson yang berlangsung 21
hingga 29 november 2009 di singapura. Igbal Bilal Saputra dan Alif Hanafiah
membuktikan janjinya memberikan yang
terbaik bagi dhamasraya. Kedua
petenis cilik kebanggaan dhamasraya
itu berhasil mempersembahkan tropi
juara I Sony Ericsson KU-12 putra dan putri.
Pertandingan yang digelar ditengah
musim hujan yang mendera negeri singa itu membuat
perjuangan dua petenis dhamasraya ini menjadi berat. Selain
harus mempersiapkan fisik untuk bisa bermain
maksimal, igbal dan alif yang di dampingi
lansung pelatihnya Ucok Junaidi juga
harus menjaga kesehatan dari suhu yang berubah-ubah.
Ucok Junaidi selaku pelatih yang mendapat
mandat langsung dari bupati dhamasraya Marlon Martua untuk menjaga dan memperhatikan kedua petenis itu, kepada padang
ekspres mengatakan sedikit keteteran. Dari masalah longistik yang jauh dari
selera keseharian kedua atlit itu,
hingga persoalan jarak dari penginapan kelokasi turnamen.
“Saya
sedikit bingung dengan makanan
anak-anak yang tidak seperti selera kesehariannya. Selain cuaca yang tidak menentu, stamina anak-anak sedikit terganggu karena perjalanan dari penginapan ke lapangan yang sedikit berjauhan,” jelas ucok. Merupakan kesempatan pertama membela dhamasraya diajang
internasional, membuat ucok junaidi
dan kedua petenis ini tidak patah semangat dengan kondisi demikian. Igbal dan
alif seperti sudah bersumpah pada
diri masins-masing membawa kemenangan sebagai kado untuk masyarakat di
dhamasraya.
Iqbal
dan alif yang sama-sama memikul
beban selain sebagai utusan dari
pelti dhamasraya, juga sudah meninggalkan sekolah. Igbal yang duduk di bangku 6
SD 11 pulau punjung dan alif hanafiah siswa kelas 2 SMP 1 pulau punjung, bertekat ingin membuat bangga sekolah, guru dan teman-temannya dan itu berhasil
mereka wujudkan. Menyangkut keberhasilannya membawa kedua petenis
cilik dhamasraya ini menjuarai turnamen
junior internasional, ucok junaidi mengatakan selain dari bakat atlit, juga
tidak terlepas dari peran aktif dari
pihak pemkab.
“Keberhasilan ini merupakan hasil perjuangan bersama. Selain dari perjuangan atlit, kepedulian dan perhatian
pemkab merupakan faktor utama,” ujar
ucok. Dengan keberhsilan ini, alif
dan igbal dapat berbahagia dan berbangga diri. Bagaimana tidak,
kedatangan mereka di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) selasa (1/12) sore,
langsung di sambut ketua pelti dhamasraya, Muklis. Kepada padang ekspres,
muklis menyatakan pengambutan ini merupakan wujud terima kasih dan apresiasi mewakili bupati dan masyarakat
dhamasraya untuk atlit-atlit berpestasi.
Selain
penyambutan, kedua petenis ini juga mendapatkan pengharagaan yang akan
diserahkan oleh bupati dhamasraya marlon martua nantinya. Namun, melalui
ponselnya ketua pelti belum bisa menjelaskan bentuk penghargaan yang bakal diterima alif dan igbal tersebut nantinya.
Ketua pelti dhamasraya menambahkan, penghargaan
dan perlakuaan serta perlatihan tidak hanya kepada igbal dan
alif saja. Namun, kata mukhlis, seluruh atlit tenis
yang saat ini berada di bawah pelti dhamasraya.
Kita akan memperlakukan sama kepada
atlit-atlit berperstasi di dhamasraya, jelasnya kepada koran ini tadi
malam.
Mukhlis
juga menyampaikan harapannya agar petenis-petenis lain juga berada
dibawah asuhan ucok junaidi dapat meraih kesusksesan
seperti halnya igbal bilal saputra
dan alif hanifah.
BAB III
Penutup
v
Kesimpulan
Morfologi disebut juga ilmu bahasa
yang mempelajari seluk beluk kata.
Verhaar
(1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
susunan
bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan
bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya;
(2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian
kata,
yaitu morfem. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang
satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
Proses morfologis menurut Samsuri
(1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagai
bentuk
minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa
dikatakan, dan
bisa
didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial.
Pembagian
proses morfologi yaitu
1. Afiksasi terbagi atas empat yaitu
1.1 Prefiks
(Awalan) terbagi atas lima yaitu
a.
Prefiks be(R)-
b.
Prefiks me (N)-
c.
Prefiks pe (R)-
d.
Prefiks pe(N)-
e.
Prefiks te(R)-
1.2 Infiks (Sisipan) terbagi atas tiga yaitu
a.
infiks -el-,
a.
infiks -er-,
c.
infiks -em-,
1.3 Sufiks (Akhiran) terbagi atas empat yaitu
a.
sufiks -an,
b.
sufiks -i,
c.
sufiks -kan,
d.
sufiks-nya,
1.4 Konfiks terbagi atas empat yaitu
a.
konfiks pe(R)-an
b.
konfiks pe(N)-an
c.
konfiks ke-an
d.
konfiks be(R)-an
2 Reduplikasi
a.
pengulangan seluruh
b.
pengulangan sebagian
c.
pengulangan dengan perubahan fonem
d.
pengulangan berimbuhan.
3. Perubahan Intern terbagi atas dua yaitu
a. Tunggal Jamak
b. Waktu Kini Waktu Lampau
4. Suplisi
- Waktu Kini Waktu Lampau
5 Modifikasi Kosong
a. Tunggal Jamak
b. Waktu Kini Waktu Lampau
Proses morfologis dalam Analisis
Bahasa karya Samsuri sangat jelas, yaitu melalu
afiksasi,
reduplikasi, suplisis, dan modifikasi kosong. Dari semua proses morfologis
tersebut
hanya
afiksasi dan reduplikasi yang dapat dipakai untuk analisis bahasa Indonesia
maupun
bahasa-bahasa
Nusantara.
Daftar
Pustaka
Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum , Jakarta
: Penerbit Rineka Cipta
Djajasudarma, T Fatimah. 1993. Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung :
Eresco. 2003. Analisis Bahasa, Sintaksis dan Semantik. Bandung:
Uvula Press
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata
dalam Bahasa Indonesia Edisi kedua,Jakarta :
Gramedia.
1994 KelasKata dalam Bahasa Indonesia .Edisi
kedua ,Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Quirk, Randolph, et Al. 1985. A Comprehension Grammar of The English
language. London: Longman
Ramlan, M.1980. Morfologi : Suatu Tujuan
deskriptif . Yogyakarta
CV
Karyono.1981. Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis .Cetakan Kedua
.Yogyakarta : UP
Samsuri. 1994. Analisis
Morfologi. Malang:
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus