Kamis, 06 Desember 2012

fonologi


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah menjadikan hambanya mahluk yang sempurna diantara seluruh mahluk ciptan-Nya. Salawat  dan salam penulis ucapkan atas nabi Muhammad saw yang telah membawa umat islam dari zaman kezaliman sampai zaman saat sekarang ini.
            Karena berkat rahmat Beliau-Lah penulis dapat menyeleaikan makalah dalam mata kuliah “Morfologi. Penulisan ini dimaksudkan sebagai tugas akhir semester untuk mata kuliah “Morfologi”.Saya sebagai penulis masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini .Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
 Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari ke sempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu dan keterbatasan literature yang penulis miliki. Oleh karena itu saran, nasehat, kritikan dan bantuan, baik yang bersifat moril maupun materil, selalu penulis harapkan. Semoga segala amal dan kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis mendapat balasan dari Allah SWT.



Padang,   Januari 2012



                                                                                                                        penulis










Abstak
Judul makalah ini adalah “Proses Morfologis dalam Bahasa Indonesia: Analisis proses morfologi dari koran padang ekspres ”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data sesuai dengan yang ada di lapangan. Adapun teknik penulisan dengan cara catat langsung. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai proses morfologis. Hasil analisis memberikan simpulan bahwa analisis proses morfologis dalam bahasa Indonesia yang diuraikan sangat penting dijadikan acuan terutama terhadap bahasa-bahasa di Nusantara.
 Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata.Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian
kata, yaitu morfem.Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagai bentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, dan bisa didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial.
Proses morfologis meliputi (1) afiksasi, (2) reduplikasi, (3) perubahan intern, (4) suplisi, dan (3) modifikasi kosong (Samsuri, 190—193). Namun, di dalam bahasa Indonesia yangbersifat aglutinasi ini tidak ditemukan data proses morfologis yang berupa perubahan intern, suplisi, dan modifikasi kosong. Jadi, proses morfologis dalam bahasa Indonesia hanya melalui afiksasi dan reduplikasi.
Analisis morfologi
//hasil/ /berhasil/ /keberhasilan/ /keberhasilannya//
//juara/ /kejuaraan/ /juarai/ /menjuarai//
//rebut/ memperebutkan/ /perebutkan//
//langsung/ /berlangsung//
//baik/ terbaik//
//bangga/ /kebanggaan//
//juang/ /perjuangan//
//dapat/ mendapat//
//sehari/ /keseharian/ /kesehariannya//
//soal/ /persoalan//
//menang/ /kemenangan//
//bawa/ /membawa//
//peduli/ /kepedulian//
//bangga/ /berbangga//
//bahagia/ /berbahagia//










BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Sebuah karya tulis berupa buku merupakan hasil kreasi seorang yang sangat berharga bagi pembaca. Apalagi isi buku tersebut bersifat keilmuan yang diperlukan banyak orang. Analisis Bahasa, sebuah buku karya Samsuri, merupakan sebuah karya seorang linguis yang banyak dijadikan acuan dalam berbagai penelitian ilmiah kebahasaan. Salah satu bahasan yang turut menyumbangkan keilmuan kebahasaan dalam buku tersebut adalah mengenai proses morfologis.
Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata.
Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidan g linguistik yang mempelajari
susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidanglinguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untukmembentuk sebuah kata.
 Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagaibentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, danbisa didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial.

B.     Rumusan Masalah
Pembelajaran morfologi sangat bermanfaat bagi semua orang yang mau mengetahui seluk-beluk bahasa itu sendiri. Permasalahan ini memerlukan alternatif, Maka rumusan masalah adalah bagaimana proses morfologi pada koran padang ekspres yang berjudul petenis dhamasraya juara di singapura?





C.    Batasan Masalah
                   Analisis proses morfologi dari koran padang ekspres yang berjudul petenis dhamasraya juara di singapura. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data sesuai dengan yang ada di lapangan. Adapun teknik penulisan dengan cara catat langsung. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai proses morfologi.

D.    Tujuan
Tujuan dalam menulis makalah ini untuk memenuhi tugas Morfologi. Bertujuan untuk menganalisis proses morfologi dari koran padang ekspres yang berjudul petenis dhamasraya juara di singapura.























BAB II
Pembahasan



1.      Pengertian  Morfologi
Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata.
Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
susunan bagian kata secara gramatikal. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat di katakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahanbentuk kata itu, baik fungsi gramitikal maupun semantik. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan bahwa morfologi, yaitu
 (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya.
 (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, misalnya, kata putus jika dibagi menjadi pu dan tus, bagian-bagian itu tidak dapat lagi disebut morfem karena tidak mempunyai makna, baik makna leksikal ataupun makna gramatikal. Demikian juga me- dan -kan tidak dapat kita bagi menjadi bagian yang lebih kecil (Badudu,1985:66). Jadi, morfem adalah satuan bahasa yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi dan mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal.

2.      Pengertian  Proses Morfologi
Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagai bentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, dan
bisa didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial. Di samping itu, bentuk itu akan mendapat
pola intonasi dasar/[2]31/. Bentuk-bentuk seperti /apa/, /mana/ akan mendapat kontur intonasi
/31/; /keras/, /beras/ akan mendapat kontur intonasi /231/, /pas/, /ban/ akam mendapat kontur
intonasi 31/; /menara/ berkontur intonasi /[2]231/. Jadi, proses morfologis adalah proses
penggabungan morfem menjadi kata.
Proses morfologis meliputi (1) afiksasi, (2) reduplikasi, (3) perubahan intern, (4) suplisi, dan (3) modifikasi kosong (Samsuri, 190—193). Namun, di dalam bahasa Indonesia yang bersifat aglutinasi ini tidak ditemukan data proses morfologis yang berupa perubahan intern, suplisi, dan modifikasi kosong. Jadi, proses morfologis dalam bahasa Indonesia hanya melalui afiksasi dan reduplikasi.

1.       Afiksasi
Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah penggabungan akar kata atau pokok
dengan afiks. Afiks ada tiga macam, yaitu awalan, sisipan, dan akhiran. Karena letaknya yang selalu di depan bentuk dasar, sebuah afiks disebut awalan atau prefiks. Afiks disebut sisipan (infiks) karena letaknya di dalam kata, sedangkan akhiran (sufiks) terletak di akhir kata. Dalam bahasa Indonesia, dengan bantuan afiks kita akan mengetahui kategori kata, diatesis aktif atau pasif, tetapi tidak diketahui bentuk tunggal atau jamak dan waktu kini serta lampau seperti yang terdapat dalam bahasa Inggris.
1.  Prefiks (Awalan)
a. Prefiks be(R)-
Prefiks be(R)- memiliki beberapa variasi. Be(R)- bisa berubah menjadi be- dan bel-.
Be(R)- berubah menjadi be- jika (a) kata yang dilekatinya diawali dengan huruf r dan (b) suku kata pertama diakhiri dengan er yang di depannya konsonan.
be(R)- + renang berenang .
be(R)+ ternak — beternak
be(R)+kerja -- bekerja
b. Prefiks me (N)-
Prefiks me(N)- mempunyai beberapa variasi, yaitu me(N)- yaitu mem-, men-, meny-,
meng-, menge-, dan me-. Prefiks me(N)- berubah menjadi mem- jika bergabung dengan kata yang diawali huruf /b/, /f/, /p/, dan /v/, misalnya,
me(N)- + baca membaca
me(N)- + pukul memukul.
Prefiks me(N)- berubah menjadi men- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh
huruf /d/, /t/, /j/, dan /c/, misalnya, me(N)- + data mendata, me(N)- + tulis menulis, me(N)-
+ jadi menjadi, dan me(N)- + cuci mencuci.
Prefiks me(N)- berubah menjadi meny- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh
huruf /s/, misalnya, me(N)- + sapu menyapu.
Prefiks me(N)- berubah menjadi meng- jika bergabung dengan kata yang diawali dengan
huruf /k/ dan /g/, misalnya, me(N)- + kupas mengupas dan me(N)- + goreng menggoreng.
Prefiks me(N)- berubah menjadi menge- jika bergabung dengan kata yang terdiri dari satu
suku kata, misalnya, me(N)- + lap mengelap, me(N)- + bommengebom, dan me(N)- + bor mengebor.
c. Prefiks pe (R)-
Prefiks pe(R)- merupakan nominalisasi dari prefiks be(R). Perhatikan contoh berikut!
Berawatperawat
Bekerja pekerja.
Prefiks pe(R)- mempunyai variasi pe- dan pel-. Prefiks pe(R)- berubah menjadi pejika
bergabung dengan kata yang diawali huruf r dan kata yang suku katanya berakhiran er,
misalnya, pe(R)- + rawat perawat dan pe(R)- + kerjapekerja.
Prefiks pe(R)- berubah menjadi pel- jika bergabung dengan kata ajar, misalnya, pe(R)- + ajarpelajar.
d. Prefiks pe(N)-
Prefiks pe(N)- mempunyai beberapa variasi. Prefiks pe-(N)- sejajar dengan prefiks me(N)-
Variasi pe(N)- memiliki variasi pem-, pen-, peny-, peng-, pe-, dan penge-.
Prefiks pe(N)- berubah menjadi pem- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh
huruf /t/, /d/, /c/, dan /j/, misalnya, penuduh, pendorong, pencuci, dan penjudi. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi pem- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /b/ dan /p/, misalnya,
pebaca dan pemukul. Prefiks pe(N)- berubah menjadi peny- jika bergabung dengan kata yang
diawali oleh huruf /s/, misalnya, penyaji. Prefiks pe(N)- berubah menjadi peng- jika bergabung
dengan kata yang diawali oleh huruf /g/ dan /k/, misalnya, penggaris dan pengupas. Prefiks
pe(N)- berubah menjadi penge- jika bergabung dengan kata yang terdiri atas satu suku kata,
misalnya, pengebom, pengepel, dan pengecor. Prefiks pe(N)- berubah menjadi pe- jika
bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /m/, /l/, dan /r/, misalnya, pemarah, pelupa, dan perasa.
e. Prefiks te(R)-
Prefiks te(R)- mempunyai beberapa variasi, yaitu ter- dan tel-, misalnya, terbaca, ternilai, tertinggi, dan telanjur.
1.2 Infiks (Sisipan)
Infiks termasuk afiks yang penggunaannya kurang produktif. Infiks dalam bahasa
Indonesia terdiri dari tiga macam: -el-, -em-, dan –er-.
a. infiks -el-, misalnya, geletar;
a. infiks -er-, misalnya, gerigi, seruling; dan
c. infiks -em-, misalnya, gemuruh, gemetar

1.3 Sufiks (Akhiran)
Sufiks dalam bahasa Indonesia mendapatkan serapan asing seperti wan, wati, man.
Adapun akhiran yang asli terdiri dari –an, -kan, dan –i.
a. sufiks -an, misalnya, dalam ayunan, pegangan, makanan;
b. sufiks -i, misalnya, dalam memagari memukuli, meninjui;
c. sufiks -kan, misalnya, dalam memerikan, melemparkan; dan
d. sufiks -nya, misalnya, dalam susahnya, berdirinya.

 1.4 Konfiks
Konfiks adalah “gabungan afiks yang berupa prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran) yang merupakan satu afiks yang tidak terpisah-pisah. Artinya, afiks gabungan itu muncul secara serempak pada morfem dasar dan bersama-sama membentuk satu makna gramatikal pada kata bentukan itu” (Keraf, 1984: 115).
Berikut ini konfiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
a. konfiks pe(R)-an misalnya, dalam perbaikan, perkembangan,
b. konfiks pe(N)-an misalnya, dalam penjagaan, pencurian,
c. konfiks ke-an misalnya, kedutaan, kesatuan,
d. konfiks be(R)-an misalnya, berciuman.

2.       Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata dasar baik keseluruhan maupun sebagian.
Reduplikasi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi sebagai berikut:
a. pengulangan seluruh
Dalam bahasa Indonesia perulangan seluruh adalah perulangan bentuk dasar tanpa
perubahan fonem dan tidak dengan proses afiks.
Misalnya:
orang orang-orang
cantik cantik-cantik
b. pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian morfem dasar, baik bagian awal
maupun bagian akhir morfem.
Misalnya:
tamu tetamu
berapa beberapa
c. pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem adalah morfem dasar yang diulang mengalami
perubahan fonem.
Misalnya:
lauk lauk-pauk
gerak gerak-gerik
d. pengulangan berimbuhan.
Pengulangan berimbuhan adalah pengulangan bentuk dasar diulang secara keseluruhan dan mengalami proses pembubuhan afiks. Afiks yang dibubuhkan bisa berupa prefiks, sufiks, atau konfiks.
Perhatikan data berikut!
batu batu-batuan
hijau kehijau-hijauan
tolong tolong-menolong

3 Perubahan Intern
Yang dimaksud dengan proses morfologis dengan perubahan intern adalah proses
morfologis yang menyebabkan perubahan-perubahan bentuk morfem-morfem yang terdapat di dalam morfem itu sendiri. Contoh dalam bahasa Inggris berikut memperjelas bagaimana prose morfologis melalui perubahan intern.
Tunggal Jamak
/fut/ /fiyt/ ‘kaki’
/maws/ mays/ ‘tikus/
Waktu Kini Waktu Lampau
/ran/ /raen/ ‘lari’
/teyk/ /tuk/ ‘mengambil’
Baik pada jamak maupun waktu lampau tidak dapat kita tentukan bagian mana yang
mengandung makna lampau. Yang tampak adalah perubahan /u/ menjadi /iy/, /aw/ menjadi /ay/, /a/ menjadi/ae/, dan /ey/ menjadi /u/. Dengan begitu dapat ditandai bahwa
/u/ menjadi /iy/ pada fut menjadi feet /aw/ menjadi /ay/ mouse menjadi mice merupakan
perubahan tunggal ke bentuk jamak, /sedangkan, /a/ menjadi/ae/, pada ran, dan /ey/ menjadi /u/ pada take menajdi took merupakan waktu kini ke waktu lampau.

4 Suplisi
Yang dimaksud dengan proses morfologis dengan suplisi adalah adalah proses
morfologis yang menyebabkan adanya bentuk yang sama sekali baru. Contoh dalam
bahasa Inggris berikut memperjelas bagaimana prose morfologis melalui Suplisi.
Waktu Kini Waktu Lampau
{gow} {went} ‘pergi’
{eam} {w s} ‘adalah’
Tampak sekali perubahan kala lampau yang berbeda sama sekali dengan kala kini. Kata {gow}
misalnya, yang menunjukkan kala kini berubah menjadi {went} yang tidak ada tanda yang sama dengan bentuk lampaunya {went}, sehingga dikatakan proses morfologis seperti ini adalah suplisi.

5 Modifikasi Kosong
Yang dimaksud dengan proses morfologis dengan modifikasi kosong adalah proses yang tidak menimbulkan perubahan pada bentuk, melainkan hanya berubah konsepnya.
Contoh dalam bahasa Inggris berikut memperjelas bagaimana proses morfologis melalui
modifikasi kosong.
Tunggal Jamak
/siyp/ /siyp/ ‘domba’
/diyr/ /diyr/ ‘kijang
Waktu Kini Waktu Lampau
/put/ /put/ ‘menaruh’
/kat/ /kat/ ‘memotong’
Sebaliknya dari suplisi, tampak pada proses morfologis modifikasi kosong {siyp} waktu kini
dengan {siyp} waktu lampau tidak mengalami perubahan apapun. Begitu pula {put} yang
menunjukkan tunggal dan {put} jamak, sehingga dikatakan peroses morfologis seperti ini
sebagai modifikasi kosong.

Contoh analisis morfologis dari koran padang ekspres
Analisis morfologi
//hasil/ /berhasil/ /keberhasilan/ /keberhasilannya//
//juara/ /kejuaraan/ /juarai/ /menjuarai//
//rebut/ memperebutkan/ /perebutkan//
//langsung/ /berlangsung//
//baik/ terbaik//
//bangga/ /kebanggaan//
//juang/ /perjuangan//
//dapat/ mendapat//
//sehari/ /keseharian/ /kesehariannya//
//soal/ /persoalan//
//menang/ /kemenangan//
//bawa/ /membawa//
//peduli/ /kepedulian//
//bangga/ /berbangga//
//bahagia/ /berbahagia//
//sambut/ /penyambutan//
//prestasi/ /berprestasi//
//harga/ /pengharagaan//
//laku/ / perlakuan//
//hati/ /perhatian/
//sukses/ /kesuksesan//
//janji/ /janjinya//
//main/ /bermain//
//damping/ /dampingi//
//pelatih/ /pelatihnya//
//jaga/ /menjaga//
//sehat/ /kesehatan//
//ubah/ /berubah-ubah//
//nginap/ /penginapan//
//makan/ /makanan//
//tentu/ /menentu//
//lapang/ /lapangan//
//ganggu/ /terganggu//
//jauh/ /berjauhan//
//sempat/ /kesempatan//
//bela/ /membela//
//buat/ /membuat//
//didik/ /didikkan/ /didikannya//
//jalan/ /perjalanan//
//sumpah/ /bersumpah//
//masing// /masing-masing//
//sama/ /sama-sama//
//pikul/ /memikul//
//utus/ /utusan//
//tekat/ /bertekat//
//teman/ /teman-teman/ /teman-temannya//
//wujud/ /wujudkan//
//lepas/ /terlepas//
//wakil/ /mewakili//
//atlit/ /atlit-atlit//
//nanti/ /nantinya//
//harap/ /harapan/ /harapannya//
//petenis/ /petenis-petenis//
//hal/ /halnya//
//tanding/ /pertandingan//

-          Konstuksi morfologi
 a.proses morfologi infleksi penominalan terdapat morfem [pinta] ‘minta’ menjadi [paminta] ‘permintaan’ dan [tulak] ‘tolak’
menjadi [penolakan] memperlihatkan adanya persamaan arti kata berprefiks me dengan
yang tidak berprefiks me.
b. Proses morfologis derivasi penominalan yang terdapat pada /ken/ menjadi /paken/,
/weh/ menjadi /paweh/, dan /tukar/ menjadi /patukar/ menujukkan kata yang bersuku satu
dan verba pasif [be(R)] dilekati [pa], sedangkan yang lebih dari satu suku dan [m-(N)]
dilekati pa(N).
c. proses morfologi endosentrik adalah distribusinya memiliki kedudukan yang sama (dua-duanya inti). Contoh
-  Mereka mengadakan jual beli
-  Mereka mengadakan jual*
- Mereka mengdakan beli*
d. proses morfologi eksosentrik distribusinya memiliki kedudukan yang berbeda(satu inti, satu pelengkap). Contoh
- Rumah sakit itu baru di bangun
- Rumah itu baru di bangun

Aplikasi
Contoh koran yang di analisis

petenis dhamasraya juara di singapura

            Padang, Padek-Luar biasa. Hanya itu kata-kata yang bisa diucapkan setelah keberhasilan dua petenis KU-12 dari dhamasraya menjuarai kejuaraan tenis junior internasional memperebutkan tropi Sony Ericsson yang berlangsung 21 hingga 29 november 2009 di singapura. Igbal Bilal Saputra dan Alif Hanafiah membuktikan janjinya memberikan yang terbaik bagi dhamasraya. Kedua petenis cilik kebanggaan dhamasraya itu berhasil mempersembahkan tropi juara I Sony Ericsson KU-12 putra dan putri.
            Pertandingan yang digelar ditengah musim hujan yang mendera negeri singa itu membuat perjuangan dua petenis dhamasraya ini menjadi berat. Selain harus mempersiapkan fisik untuk bisa bermain maksimal, igbal dan alif yang di dampingi lansung pelatihnya Ucok Junaidi juga harus menjaga kesehatan dari suhu yang berubah-ubah. Ucok Junaidi selaku pelatih yang mendapat mandat langsung dari bupati dhamasraya Marlon Martua untuk menjaga dan memperhatikan kedua petenis itu, kepada padang ekspres mengatakan sedikit keteteran. Dari masalah longistik yang jauh dari selera keseharian kedua atlit itu, hingga persoalan jarak dari penginapan kelokasi turnamen.   
              “Saya sedikit bingung dengan makanan anak-anak yang  tidak seperti selera kesehariannya. Selain cuaca yang tidak menentu, stamina anak-anak sedikit terganggu karena perjalanan dari penginapan ke lapangan yang sedikit berjauhan,” jelas ucok. Merupakan kesempatan pertama membela dhamasraya diajang internasional, membuat ucok junaidi dan kedua petenis ini tidak patah semangat dengan kondisi demikian. Igbal dan alif seperti sudah bersumpah pada diri masins-masing membawa kemenangan sebagai kado untuk masyarakat di dhamasraya.   
            Iqbal dan alif yang sama-sama memikul beban selain sebagai utusan dari pelti dhamasraya, juga sudah meninggalkan sekolah. Igbal yang duduk di bangku 6 SD 11 pulau punjung dan alif hanafiah siswa kelas 2 SMP 1 pulau punjung, bertekat ingin membuat bangga sekolah, guru dan teman-temannya dan itu berhasil mereka wujudkan. Menyangkut keberhasilannya membawa kedua petenis cilik dhamasraya ini menjuarai turnamen junior internasional, ucok junaidi mengatakan selain dari bakat atlit, juga tidak terlepas dari peran aktif dari pihak pemkab.
            Keberhasilan ini merupakan hasil perjuangan bersama. Selain dari perjuangan atlit, kepedulian dan perhatian pemkab merupakan faktor  utama,” ujar ucok. Dengan keberhsilan ini, alif dan igbal dapat berbahagia dan berbangga diri. Bagaimana tidak, kedatangan mereka di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) selasa (1/12) sore, langsung di sambut ketua pelti dhamasraya, Muklis. Kepada padang ekspres, muklis menyatakan pengambutan ini merupakan wujud terima kasih dan apresiasi mewakili bupati dan masyarakat dhamasraya untuk atlit-atlit berpestasi.
            Selain penyambutan, kedua petenis ini juga mendapatkan pengharagaan yang akan  diserahkan oleh bupati dhamasraya marlon martua nantinya. Namun, melalui ponselnya ketua pelti belum bisa menjelaskan bentuk penghargaan yang bakal diterima alif dan igbal tersebut nantinya. Ketua pelti dhamasraya menambahkan, penghargaan dan perlakuaan serta perlatihan tidak hanya kepada igbal dan alif saja. Namun, kata mukhlis, seluruh atlit tenis
yang saat ini berada di bawah pelti dhamasraya. Kita akan memperlakukan sama kepada atlit-atlit berperstasi di dhamasraya, jelasnya kepada koran ini tadi malam.
            Mukhlis juga menyampaikan harapannya agar petenis-petenis lain juga berada dibawah asuhan ucok junaidi dapat meraih kesusksesan seperti halnya igbal bilal saputra dan alif  hanifah.        






BAB III
Penutup


v  Kesimpulan

Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata.
Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana (1984:129) yang
mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian
kata, yaitu morfem. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagai
bentuk minimal yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, dan
bisa didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial.
Pembagian proses morfologi yaitu
1.      Afiksasi terbagi atas empat yaitu

 1.1 Prefiks (Awalan) terbagi atas lima yaitu
a. Prefiks be(R)-
b. Prefiks me (N)-
c. Prefiks pe (R)-
d. Prefiks pe(N)-
e. Prefiks te(R)-
1.2 Infiks (Sisipan) terbagi atas tiga yaitu
a. infiks -el-,
a. infiks -er-,
c. infiks -em-,

1.3 Sufiks (Akhiran) terbagi atas empat yaitu
a. sufiks -an,
b. sufiks -i,
c. sufiks -kan,
d. sufiks-nya,

1.4 Konfiks terbagi atas empat yaitu
a. konfiks pe(R)-an
b. konfiks pe(N)-an
c. konfiks ke-an
d. konfiks be(R)-an

2 Reduplikasi
a. pengulangan seluruh
b. pengulangan sebagian
c. pengulangan dengan perubahan fonem
d. pengulangan berimbuhan.

3. Perubahan Intern terbagi atas dua yaitu
a.       Tunggal Jamak
b.      Waktu Kini Waktu Lampau

4. Suplisi
- Waktu Kini Waktu Lampau

5 Modifikasi Kosong
a.       Tunggal Jamak
b.      Waktu Kini Waktu Lampau

Proses morfologis dalam Analisis Bahasa karya Samsuri sangat jelas, yaitu melalu
afiksasi, reduplikasi, suplisis, dan modifikasi kosong. Dari semua proses morfologis tersebut
hanya afiksasi dan reduplikasi yang dapat dipakai untuk analisis bahasa Indonesia maupun
bahasa-bahasa Nusantara.

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum , Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Djajasudarma, T Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung :
Eresco. 2003.  Analisis Bahasa, Sintaksis dan Semantik. Bandung: Uvula Press
Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi kedua,Jakarta :
Gramedia.
1994 KelasKata dalam Bahasa Indonesia .Edisi kedua ,Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Quirk, Randolph, et Al. 1985.  A Comprehension Grammar of The English language. London: Longman
Ramlan, M.1980. Morfologi : Suatu Tujuan deskriptif . Yogyakarta
 CV Karyono.1981. Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis .Cetakan Kedua .Yogyakarta : UP
Samsuri. 1994. Analisis Morfologi. Malang:


1 komentar: