Kamis, 06 Desember 2012

berita


Nama               : Liza Anggraini
Npm                : 10080170
Sesi                  : B / 10
Narasumber     : 1. Ibu Eli (41 tahun)
  2. Ibu Roza (40 tahun)

Hilangnya pekerjaan, akibat penggusuran?

Pada bulan ramadhan, tepatnya saatnya umat muslim lagi makan sahur. Terjadilah penggusuran pedagang kaki lima disepanjang jalan STKIP PGRI sumatera barat.penggusuran tersebut dilakukan oleh SatPol PP. Sebelum penggusuran itu terjadi pemerintah sudah memberikan peringatan terhadap para pedagang, tetapi para pedagang tidak mengindahkan peringatan yang telah diberikan. Akibatnya, SatPol PP membangkar paksa semua lapak pedagang disepanjang jalan itu tanpa persetujun dari pemilik warung. Barang yang ditinggalkan oleh SatPol PP di lokasi hanyalah lemari serta talase tempat alat-alat untuk berjualan sehari-hari. Para pedagang hanya bisa mengambil kayu  yang dibuka oleh SatPol PP , masih bisa digunakan.
Penggusuran ini terjadi karena adanya kunjungan para pejabat tinggi, untuk melihat banjir bandang yang terjadi di limau manih. Sebenarnya jalan ada dua jalur,jalur yang satu pada saat terjadinya banjir bandang rusak, Karena di terjangan banjir dan dalam perbaikan. Tentu saja ini adalah jalan satu-satunya yang bisa dilalui mobil iring-iringan pemeritah di daerah itu, iring-iringan mobil pemerintah melihat sebagian badan jalan habis dipakai untuk warung. Fauzi Bahar berkata”agar jalan ini di kosongkan dan para pedagang dipindahkan ketempat lain”.
Roza 40 tahun (6/10) mengungkapkan bahwa “sehabis lebaran para pedagang kebingungan mencari tempat untuk berjualan”, karena itu para pedagang mengalam kerugian yang cukup besar serta para pedagang pun resah mencari tempat baru untuk berjualan kembali. Banyak karyawan warung menjadi pengaguran dan tidak bisa menafkahi keluarganya. Hari demi hari dilalui dengan perasaan sedih dan memprihatikan lagi sebagian besar karyawannya adalah bertatus janda. Penantian mereka tidak sia-sia Eli 41 tahun mengatakan “kami pai basamo-samo sabanyak 46 orang. Kami umbuk-umbuk pak haji yang punyo tanah sabah tu sambil manunjuk ka tanah kosong, pak  rancak tanah apak ko apak sewaan lai, klua juo pitih apak. Lai dak baa tu buk, tapi lokasi tanah apak ke gitu nyo a, dak baa doh pak. Apak timbun selu beko bia kami kontrak ka apak”. Akhirnya pak haji mengetujinya dan dibangunlah warung-warung untuk kami berjualan.
     Sewa satu tahun berkisar 700 ribu sampai 1.200.000 ribu per-bulan, itu juga hanya ada 13 kedai. Banyak pedagang yang tidak mendapat tempat berjualan lagi, sebelum tempat itu benar-benar siap dan layak untuk dipakai Eli jadi karyawan di warung roza dengan bayaran 40 ribu per-hari. Sampai menunggu warung yang di bungun pak haji siap untuk di tempati.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar